Gojek dan Tokopedia merger menjadi GoTo, ini kata idEA



KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Gojek dan Tokopedia resmi merger dan melahirkan entitas baru bernama GoTo pada akhir Mei 2021 lalu. Adapun PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (AKAB) menjadi perusahaan induk yang menaungi GoTo. Sebelumnya, PT AKAB menjadi nama perusahaan untuk Gojek.

VP of Corporation Communication Tokopedia Nuraini Razak mengungkapkan, GoTo akan memanfaatkan potensi ekonomi digital Indonesia yang sangat besar dan paling menarik di Asia Tenggara.

Ketua Asosiasi E-Commerce (idEA) Bima Laga menilai, terkait prospek, ekonomi digital Indonesia memang memiliki potensi yang sangat besar untuk tumbuh menjadi salah satu raksasa dunia.


idEA yakin para pelaku industri digital selalu melakukan mapping pasar untuk menentukan strategi ke depannya. Bima bilang sangat yakin potensinya sangat menjanjikan. 

Baca Juga: Setelah GoTo, ini prioritas Tokopedia ke depan

“Bayangkan dua entitas yang sebelumnya memiliki market besarnya masing-masing, kini menyatu. Tentu sebelum memutuskan merger, kedua manajemen pasti sudah memperhitungkan potensi bisnis yang akan mereka raih,” katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (28/7). 

Yang jelas Bima mengatakan, cukup antusias melihat bergabungnya dua entitas besar di industri digital di Indonesia ini. Kerjasama kedua entitas ini seperti menegaskan potensi besar yang dimiliki Indonesia terkait perkembangan industri digital.  

Di sisi lain Bima menerangkan, bahwa tentu hal ini akan memacu pasar yang lebih kompetitif dan matang. Pasalnya pasar digital Indonesia memang masih perlu diolah lebih baik lagi.

“Terlebih saat ini, jumlah konsumen baru belanja daring diyakini meningkat karena selama pandemi, aktivitas ini menjadi salah satu yang dianjurkan untuk memutus penyebaran virus COVID-19. Pasar digital Indonesia diprediksi akan kian matang,” katanya. 

Baca Juga: Keluar dari bisnis konsumer, Citibank Indonesia garap sektor institusional

Adapun merger GoTo akan melakukan initial offering public (IPO), Bima bilang akan mendukung apapun keputusan platform anggota idEA. Bima melihat bahwa masuknya investor akan bisa membawa keuntungan yang optimal bagi konsumen dan perkembangan ekonomi digital di Indonesia.

Selain pendanaan, sangat mungkin investor juga membawa transfer teknologi yang bisa membuat keuntungan juga bagi konsumen dan merchant di Indonesia. 

“IPO itu memang membawa banyak keuntungan dan kemudahan sebuah perusahaan dalam mengelola keuangan dan arah bisnisnya. Kami sebagai asosiasi tentu berharap apapun keputusan mereka adalah yang terbaik bagi perusahaan dan ekosistem digital ini di Indonesia,” pungkasnya. 

Selanjutnya: Ada pandemi Covid-19, layanan paylater makin diminati

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Noverius Laoli