Gojek Indonesia memburu pendapatan bisnis ojek



JAKARTa. Meski banyak teror dalam melakoni bisnis tak membuat PT Gojek Indonesia menderukan bisnisnya. Perusahaan start up pembikin aplikasi go dengan ojek  tersebut tetap berekspansi untuk membesarkan bisnisnya.

Gojek Indonesia akan melakukan empat strategi. Pertama, berupaya terus mendekap pengemudi ojek lebih banyak. "Tentunya target kami merekrut pengojek dengan proporsi yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan yang ada di pasar," ujar pendiri sekaligus Chief Executive Officer PT Gojek Indonesia Nadiem Makarim dalam konferensi pers Gojek Street Safety, Selasa (30/6).

Sayangnya, Gojek Indonesia masih enggan menyebutkan target penambahan jumlah pengemudi ojeknya. Manajemen perusahaan itu hanya bilang, sejak meluncur Januari 2015, Gojek Indonesia sudah menggandeng 10.000 pengemudi ojek. Jumlah itu belum termasuk, 200 pengemudi ojek yang mengajukan lamaran sendiri bergabung dengan Gojek Indonesia.


Agar para pengemudi ojek tersebut betah, Gojek Indonesia bekerjasama dengan Rifat Drive Labs (RDL) untuk memberikan pelatihan keselamatan bagi para pengemudi. Perusahaan itu juga menyiapkan asuransi bagi pengemudi ojek dan penumpang.

Kedua, melebarkan wilayah operasi. Manajemen perusahaan itu masih merahasiakan kota mana yang akan mereka sasar. Yang jelas, saat ini Gojek Indonesia sudah masuk di empat wilayah yakni Jabodetabek, Bandung, Surabaya dan Bali.

Ketiga, memperkaya fitur-fitur aplikasi. Gojek Indonesia berencana menambah fitur aplikasi dengan menyesuaikan kebutuhan dan kekhasan masyarakat Indonesia.

Keempat, menggelar promosi. Salah satunya adalah program "Ceban". Ini adalah program dimana konsumen cukup membayar ongkos ojek Gojek Rp 10.000  ke berbagai tujuan.

Dengan berbekal empat strategi tadi, manajemen Gojek Indonesia berharap pengguna layanan ojek melalui Gojek makin riuh. Perusahaan itu mengklaim, saat ini pengunduh aplikasi Gojek mereka telah mencapai 500.000. Seperti kita ketahui, konsumen hanya bisa memakai jasa ojek  lewat Gojek jika menggunakan aplikasi Gojek saja.

Northstar masuk?

Gojek Indonesia tak memungkiri jika strategi untuk membesarkan bisnis membutuhkan dana investasi. Hanya, manajemen perusahaan itu konsisten tak mau berbagi informasi detail, tak terkecuali biaya investasi yang telah mereka gelontorkan.

Namun, Nadiem tak menampik kabar bahwa Northstar Group, perusahaan investasi yang bermarkas di Singapura menjadi investor mereka. Namun, "Masalah uang-uangan, investasi, jumlah order saya tak bisa buka," ujar Nadiem berahasia.

Mengintip situs resmi Northstar Group, perusahaan investasi itu melalui NSI Ventures sudah menyuntikkan dana ke Gojek Indonesia sejak tahun 2014. Gojek Indonesia mendapatkan suntikan dana di tahun yang sama dengan dua perusahaan lain, yakni Redmart Limited dan Zimplistic Pte Ltd.

Meski mengaku laju pertumbuhan bisnisnya sejalan dengan harapan, manajemen Gojek Indonesia mengaku belum mengantongi pendapatan. Apalagi, program Ceban yang mereka terapkan, menyedot banyak biaya untuk menanggung biaya pengganti transportasi kepada para pengemudi ojek.

Selain itu di luar promo, Gojek Indonesia beralasan hanya bisa mengutip bagi hasil 20% dari pendapatan pengemudi ojek. Selebihnya 80% menjadi bagian pengemudi ojek. "Kami yakin, ke depan pasti akan ada pendapatan. Pelan-pelan," kata Nadiem tanpa menyebutkan target waktu mengempit cuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto