GoJek terus buru sumber modal



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perseturan bisnis sesama perusahaan transportasi online di negeri ini antara Gojek, Grab, dan Uber bakal terus berlangsung. Sebagai pemain lokal, GoJek terus berupaya bisa berkibar di negeri sendiri dan sudah barang tentu bisa ekspansi ke pasar regional.

Dengan jumlah modal mitra sebanyak hampir satu juta pengemudi yang tersebar di 50 kota, tampaknya menjadi daya tarik GoJek ke para investor. Apalagi, perusahaan ini sudah mengantongi lisensi sistem pembayaran digital GoPay dari Bank Indonesia.

Ada lagi fitur GoFood yang juga jadi andalan GoJek. Bahkan, Nadiem Makarim, CEO GoJek Indonesia pernah berkata bahwa transaksi bisnis di GoFood di akhir tahun ini bisa saja melewati transaksi dari GoRide.


Faktor inilah yang membuat sejumlah investor kakap kecantol dengan GoJek. Apalagi, GoJek memang lagi butuh suntikan dana untuk bisa memanaskan mesin GoJek bersaing dengan Grab dan Uber.

Seperti dilansir Reuters, sejatinya GoJek sudah membuka tawaran bagi investor yang tertarik suntik modal sejak tahun lalu dan bakal ditutup dalam beberapa minggu ke depan. Tak di sangka, beberapa nama besar sudi menyuntikkan modal ke GoJek.

Sebut saja induk Google yakni Alphabet Inc Google, Temasek, serta Meituan-Dianping dengan total suntikan modal yang bakal mengalir ke GoJek sekitar US$ 1,2 miliar. Sejatinya masih ada lagi beberapa investor yang masuk. Semisal Samsung Venture Investment Corporation.

Belum jelas betul berapa porsi dana dari masing-masing investor. Namun menurut kabar, Google bersedia memberi dana ke GoJek sebesar US$ 100 juta. Yang menarik, investor GoJek sebelumnya, yakni KKR & Co LP dan Warburg Pincus LLC juga urun rembug di sumber pendanaan tersebut.  

Sampai berita ini turun, KONTAN belum berhasil meminta konfirmasi dari pihak GoJek. Termasuk Nadiem Makarim, CEO GoJek Indonesia.

Sebelumnya, Tencent, lewat JDCom tahun lalu sudah suntik dana US$ 100 juta ke GoJek. Bila suntikan dana tersebut betul, maka nilai valuasi GoJek bisa mencapai US$ 4 miliar. Memang masih kalah dengan Grab yang sudah mencapai US$ 6 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon