KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) menargetkan untuk peningkatkan rasio sewa menaranya. Saat ini tenancy ratio GOLD rata-rata masih satu sewa per satu menara. Direktur Keuangan GOLD Riady Nata mengatakan jika dibandingkan dengan perusahaan lain tenancy ratio perusahannya masih rendah. “Sekarang jika dibanding lain bisa ke rata-rata 1,7-1,8,” katanya pada Rabu (6/12). Tapi, tambah Riady, hal itu merupakan sebuah peluang bagi perusahaannya untuk tumbuh. Sebab hal itu menunjukan masih ada ruang penyewaan yang bisa ditawarkan ke calon penyewa. Saat ini komposisi penyewa menara milik GOLD 49% berasal dari PT Hutchinson 3 Indonesia. Kemudian diurutan kedua XL Axiata menyumbang 34%, Telkomsel 9%, dan lainnya 8%. “Lainnya terdiri Indosat, Internux, dan Smartfren,” tambahnya. Riady mengatakan tenancy ratio sampai akhir tahun diprediksi belum meningkat. Sementara untuk pendapatan, GOLD menargetkan bisa membukukan pendapatan sebesar Rp 32 miliar. Jika bisa memperoleh pendapatan itu, artinya pertumbuhan pendapatan perusahaan dibanding akhir tahun 2017 sebesar 19,58%. Sekedar tahu, akhir 2017 lalu GOLD memperoleh pendapatan sebesar Rp 26,76 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
GOLD menargetkan untuk peningkatkan rasio sewa menara
KONTAN.CO.ID -JAKARTA. PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk (GOLD) menargetkan untuk peningkatkan rasio sewa menaranya. Saat ini tenancy ratio GOLD rata-rata masih satu sewa per satu menara. Direktur Keuangan GOLD Riady Nata mengatakan jika dibandingkan dengan perusahaan lain tenancy ratio perusahannya masih rendah. “Sekarang jika dibanding lain bisa ke rata-rata 1,7-1,8,” katanya pada Rabu (6/12). Tapi, tambah Riady, hal itu merupakan sebuah peluang bagi perusahaannya untuk tumbuh. Sebab hal itu menunjukan masih ada ruang penyewaan yang bisa ditawarkan ke calon penyewa. Saat ini komposisi penyewa menara milik GOLD 49% berasal dari PT Hutchinson 3 Indonesia. Kemudian diurutan kedua XL Axiata menyumbang 34%, Telkomsel 9%, dan lainnya 8%. “Lainnya terdiri Indosat, Internux, dan Smartfren,” tambahnya. Riady mengatakan tenancy ratio sampai akhir tahun diprediksi belum meningkat. Sementara untuk pendapatan, GOLD menargetkan bisa membukukan pendapatan sebesar Rp 32 miliar. Jika bisa memperoleh pendapatan itu, artinya pertumbuhan pendapatan perusahaan dibanding akhir tahun 2017 sebesar 19,58%. Sekedar tahu, akhir 2017 lalu GOLD memperoleh pendapatan sebesar Rp 26,76 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News