SINGAPURA. Gencarnya tekanan dari lembaga pemerhati lingkungan hidup Greenpeace di Indonesia, rupanya tak membikin induk usaha Sinar Mas Group, yaitu Golden Agri Resources (GAR) menyerah begitu saja. Kabarnya, GAR mulai mengendus lahan anyar di Liberia dengan nilai investasi mencapai US$ 1,6 miliar. GAR mulai mengincar Liberia sejak tahun lalu. Kini, perusahaan perkebunan yang tercatat di bursa Singapura tersebut mulai tancap gas dengan menelisik dan mengevaluasi peluang yang ada di Liberia. Selain itu, GAR juga meminati investasi di Liberia melalui Verdant Fund LLP, private equity fund sekaligus sole shareholder dari Golden Verolum (Liberia) Inc. Untuk catatan, Golden Veroleum di Liberia ini juga merupakan bagian dari GAR. Bulan November 2009, media di Liberia memberitakan, Golden Veroleum yang digawangi oleh Franky Widjaja mulai mempertimbangkan potensi investasi senilai US$ 1,6 miliar untuk mengolah 200.000 hektare lahan di bagian tenggara Liberia. Lantas, pada bulan Januari 2010, pemerintah Liberia mengumumkan adanya penandatangan kesepakatan investasi tersebut. Sayangnya, GAR enggan membeberkan secara rinci mengenai hitung-hitungan investasi ini. Hanya saja, GAR menegaskan bahwa Verdant mengharapkan akan menggaet pendanaan dari investor lainnya. Membuka lapangan kerja Kepala National Investment Commision Liberia Richard Tolbert menyatakan, investasi tersebut setidaknya akan menciptakan 40.000 lapangan kerja hingga 10 tahun ke depan. Tolbert bilang, Golden Veroleum berencana membangun 20 oil mills dan juga kilang yang akan memurnikan minyak dan memproduksi margarin. Ia mengindikasikan, kelompok usaha ini telah menguji lahan dan lahan tersebut cocok untuk investasi yang akan mereka gelindingkan. Di atas lahan konsesi ini investasi Golden Veroleum untuk membangun palm mills ini diperkirakan tak kurang dari US$ 400 juta; untuk pengembangan lahan dan jalan sebesar US$ 850 juta; untuk hunian sebesar US$ 250 juta dan untuk peralatan sebesar US$ 100 juta. "Kami yakin bahwa kondisi pasar saat ini mengesahkan bisnis model kami dan juga akan menguatkan kompetisi," kata Chairman and Chie Executive GAR Franky Widjaja. Pembicaraan antara pemerintah Liberia dan perusahaan ini sudah berjalan lebih dari setahun. Selasa (17/8) kemarin, GAR bilang, Golden Veroleum kini tengah dalam proses untuk mendapatkan konsesi dari pemerintah Liberia untuk mengolah 220.000 hektare lahan untuk pengembangan kelapa sawit untuk 20 tahun. Awalnya, pengembangan akan dimulai dengan 15.000 hektare. "Sementara kami tetap fokus menggarap Indonesia, kami tetap terbuka terhadap peluang ekspansi geografis yang ada," kata Franky. Menurutnya, melalui pembicaraan strategis dengan Verdant, pihaknya mengharapkan bisa membangun nilai tambah dengan memaksimalkan keahlian pengolahan lahan minyak sawit dalam skala besar; sekaligus berkontribusi untuk mengurangi kemiskinan di Liberia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Golden Agri mulai incar pengembangan sawit di Liberia
SINGAPURA. Gencarnya tekanan dari lembaga pemerhati lingkungan hidup Greenpeace di Indonesia, rupanya tak membikin induk usaha Sinar Mas Group, yaitu Golden Agri Resources (GAR) menyerah begitu saja. Kabarnya, GAR mulai mengendus lahan anyar di Liberia dengan nilai investasi mencapai US$ 1,6 miliar. GAR mulai mengincar Liberia sejak tahun lalu. Kini, perusahaan perkebunan yang tercatat di bursa Singapura tersebut mulai tancap gas dengan menelisik dan mengevaluasi peluang yang ada di Liberia. Selain itu, GAR juga meminati investasi di Liberia melalui Verdant Fund LLP, private equity fund sekaligus sole shareholder dari Golden Verolum (Liberia) Inc. Untuk catatan, Golden Veroleum di Liberia ini juga merupakan bagian dari GAR. Bulan November 2009, media di Liberia memberitakan, Golden Veroleum yang digawangi oleh Franky Widjaja mulai mempertimbangkan potensi investasi senilai US$ 1,6 miliar untuk mengolah 200.000 hektare lahan di bagian tenggara Liberia. Lantas, pada bulan Januari 2010, pemerintah Liberia mengumumkan adanya penandatangan kesepakatan investasi tersebut. Sayangnya, GAR enggan membeberkan secara rinci mengenai hitung-hitungan investasi ini. Hanya saja, GAR menegaskan bahwa Verdant mengharapkan akan menggaet pendanaan dari investor lainnya. Membuka lapangan kerja Kepala National Investment Commision Liberia Richard Tolbert menyatakan, investasi tersebut setidaknya akan menciptakan 40.000 lapangan kerja hingga 10 tahun ke depan. Tolbert bilang, Golden Veroleum berencana membangun 20 oil mills dan juga kilang yang akan memurnikan minyak dan memproduksi margarin. Ia mengindikasikan, kelompok usaha ini telah menguji lahan dan lahan tersebut cocok untuk investasi yang akan mereka gelindingkan. Di atas lahan konsesi ini investasi Golden Veroleum untuk membangun palm mills ini diperkirakan tak kurang dari US$ 400 juta; untuk pengembangan lahan dan jalan sebesar US$ 850 juta; untuk hunian sebesar US$ 250 juta dan untuk peralatan sebesar US$ 100 juta. "Kami yakin bahwa kondisi pasar saat ini mengesahkan bisnis model kami dan juga akan menguatkan kompetisi," kata Chairman and Chie Executive GAR Franky Widjaja. Pembicaraan antara pemerintah Liberia dan perusahaan ini sudah berjalan lebih dari setahun. Selasa (17/8) kemarin, GAR bilang, Golden Veroleum kini tengah dalam proses untuk mendapatkan konsesi dari pemerintah Liberia untuk mengolah 220.000 hektare lahan untuk pengembangan kelapa sawit untuk 20 tahun. Awalnya, pengembangan akan dimulai dengan 15.000 hektare. "Sementara kami tetap fokus menggarap Indonesia, kami tetap terbuka terhadap peluang ekspansi geografis yang ada," kata Franky. Menurutnya, melalui pembicaraan strategis dengan Verdant, pihaknya mengharapkan bisa membangun nilai tambah dengan memaksimalkan keahlian pengolahan lahan minyak sawit dalam skala besar; sekaligus berkontribusi untuk mengurangi kemiskinan di Liberia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News