Golden Eagle Energy (SMMT) Targetkan Kenaikan Produksi Batubara 20% Tahun Depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Golden Eagle Energy Tbk (SMMT) optimistis bisa meraih target produksi batubara. Tahun ini perseroan menargetkan produksi mencapai 3 juta ton. Di mana sampai dengan September 2022, pencapaian produksi telah melampaui produksi tahunan 2021 sekitar 2,04 juta ton atau tumbuh 19% sekitar 2,44 juta ton. 

Direktur Utama Golden Eagle Energy Roza Permana Putra menyampaikan, produksi batubara yang dilakukan hingga September 2022 ini berasal dari 75% izin usaha pertambangan (IUP) di Sumatera. Kemudian sisanya dari IUP di Kalimantan. 

“Kami optimis di sisa tahun 2022 ini dapat mencapai target produksi batubara yang kami harapkan,” ujar Roza dalam paparan Public Expose secara virtual, Jumat (16/12). 


Sementara untuk tahun 2023 mendatang, perseroan menargetkan adanya kenaikan produksi batubara sekitar 15% sampai 20% dari tahun 2022. 

Baca Juga: Ini Alasan Golden Eagle Energy (SMMT) Kerek Produksi Batubara di Tahun 2022

Dari sisi harga batubara SMMT per November 2022 untuk ICI 4 berada di angka US$ 88,41/ton di mana harga ini naik 35% dari Desember 2021. Sementara untuk ICI 3 di harga US$ 125,99/ton di mana harga ini juga naik 28% dari Desember 2021. Sementara Newcastle Index di harga US$ 397,00/ton. Harga ini naik 134% dari Desember 2021. 

Roza mengatakan, kebijakan larangan ekspor batubara di awal 2022 sempat membuat harga batubara terkoreksi. Namun setelah itu SMMT melihat tren harga tinggi batubara masih tetap berlanjut hingga akhir tahun 2022. 

Tren harga batu bara yang masih tinggi ini seiring dengan belum usainya perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan volatilitas permintaan dan harga komoditas dunia. Di samping itu, ada juga peningkatan permintaan dari Eropa akibat suhu yang berpotensi lebih dingin.

“Dengan harga batu bara yang masih tinggi saat ini, SMMT berupaya akan meningkatkan stripping ratio kami untuk dapat menjaga pola penambangan kami,” sambungnya. 

 
SMMT Chart by TradingView

Di sisi produksi, saat ini SMMT tengah membuka pit baru yang diharapkan bisa mengandung batubara dengan kualitas yang lebih baik. Dari sisi logistik, perseroan akan mengoptimalkan operasional di ISP (Intermediate Stockpile) untuk meningkatkan produksi, menambah jumlah armada pengangkutan batubara dan meningkatkan produktivitas pemuatan batubara di pelabuhan.

Untuk itu, di tahun depan SMMT tengah menyiapkan belanja modal atau capex sebesar Rp 25 miliar. Capex ini berasal dari kas internal. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .