KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Memasuki semester kedua tahun 2019, PT Golden Energy Mines Tbk (
GEMS) melanjutkan kegiatan pengembangan infrastruktur tambang guna mengoptimalkan kegiatan operasional mereka. Direktur Utama Golden Energy Mines, Bonifasius mengatakan ada beberapa agenda untuk meningkatkan infrastruktur tambang. Pertama, emiten berkode saham GEMS ini tengah menambah kualitas jalan hauling yang nantinya mampu memperbesar volume dan mendukung operasional tambang. Bonifasius bilang,GEMS tengah membangun jalan sepanjang 22 kilo meter hingga saat ini pengerjaannya sudah mencapai 60%. Pada dasarnya GEMS sudah memulai pembangunan jalan tersebut pada tahun lalu sepanjang 1 hingga 2 kilo meter, pengerjaan ini merupakan agenda multi years yang diharapkan rampung tahun depan.
Rencana selanjutnya yakni peningkatan crusher plant guna memperbesar kapasitas batubara di
stockpile. Kemudian terakhir mereka juga menggenjot kapasitas loading conveyor pemuatan tongkang. Dalam catatan Kontan, GEMS akan meningkatkan kapasitas dari 4.000 ton per jam menjadi 6.200 ton per jam. Progres pengembangan
crusher plant dan penambahan kapasitas loading conveyor ini sudah mencapai 80% dan Bonifasius optimis bisa merampungkan tahun ini. Dengan begitu, aktivitas pengangkutan batubara menjadi lebih cepat. Untuk itu mereka sudah menyediakan belanja modal atau
capital expenditure (capex) tahun ini sebesar US$ 33,18 juta, nilai ini tumbuh signifikan dari tahun serapan tahun lalu US$ 19,8 juta. “Sumber dana belanja modal sekitar 70% hingga 80% diperoleh dari pinjaman bank yang sudah kita dapatkan pada tahun lalu,” ujarnya dalam paparan publik GEMS, Jumat (28/6). Hingga kuartal pertama tahun 2019 serapan belanja modal mereka sebesar US$ 6 juta 160,86% lebih gede dari realiasi belanja modal periode yang sama tahun 2018 US$ 2,3 juta. Ia memperkirakan belanja modal akan banyak digunakan pada semester dua nanti untuk melanjutkan pengembangan infrastruktur tambang. Dari sisi produksi batubara, tahun ini GEMS membidik produksi dan penjualan batubara sebanyak 28 juta ton batubara, mereka berhasil memproduksi 22,64 juta ton dan penjualan sebesar 24,4 juta ton batubara pada 2018. Pada periode Januari hingga Maret 2019, GEMS sudah memproduksi 7,5 juta ton batubara. Capaian ini tumbuh 35% dari periode yang sama 2018 sebesar 5,6 juta ton batubara. GEMS menjual 28% batubara ke pasar domestik dan sisanya ke pasar ekspor. Adapun sepanjang semester 1 2019 penjualan batubara ke pasar Tiongkok sebanyak 2,7 juta ton, India sebesar 2,08 juta ton batubara, Korea 460.000 ton, Filipina 35.000 ton, Vietnam sebesar 54.000 ton, dan Kamboja sebesar 75.000 ton batubara. Bonifasius menuturkan belum ada pasar ekspor baru pada tahun ini, tapi mereka akan menggenjot penjualan ke wilayah Asia Tenggara. “Pasar baru tahun ini enggak ada, tapi volume ke pasar Asia Tenggara kita naikkin,” imbuhnya.
Manajemen optimis mampu mencetak produksi dan penjualan sesuai target tahun ini, ia menyebut produksi dan penjualan pada kuartal dua 2019 masih sejalan dengan target 2019. Terkait harga batubara, harga jual rata-rata batubara mereka pada kuartal pertama di angka US$ 34 hingga US$ 35. Ia memperkirakan kuartal selanjutnya masih melanjutkan penurunan. Sebagai strateginya, mereka terus mengoptimalkan produksi dengan melakukan efisiensi biaya produksi. “Strateginya efisiensi, nisbah pengupasan kita turunin,” katanya. Dengan begitu, ia percaya hingga tutup tahun ini mereka mampu menjaga kinerja keuangan meskit di tengah penurunan harga batubara. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini