JAKARTA. Melimpahnya suplai batubara ke China membuat PT Golden Energy Mines Tbk berpikir keras untuk menjual lebih banyak batubara tahun ini. Strategi utama anak usaha Sinar Mas Grup ini dengan memaksimalkan pasar-pasar ekspor masih yang jarang ditembus.Sudin Sudirman, Sekretaris Perusahaan Golden Energy Mines, menyatakan, pihaknya sudah berhasil membuka pasar baru batubara untuk tujuan Pakistan. "Untuk Pakistan, kami akan ekspor batubara untuk kebutuhan pembangkit listrik di sana," ungkap Sudin kepada KONTAN, akhir pekan lalu (19/6).Selain itu perusahaan dengan kode emiten GEMS di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini tengah mengurus perizinan untuk ekspor batubara ke Vietnam dan Myanmar. Meski demikian, Sudin belum membeberkan berapa besaran jumlah ekspor ke pasar-pasar baru tersebut.Namun yang pasti, tahun 2014 perusahaan ini mematok target penjualan batubara hingga 10 juta ton atau lebih banyak dari penjualan tahun 2013 yang hanya 8,3 juta ton. Menurut dia, sekitar 7 juta ton batubara yang bakal dijual akan berasal dari produksi pada konsesi tambang batubara milik GEMS. Sementara itu sisanya sebanyak 3 juta ton lagi berasal dari pembelian dari pihak ketiga.Dari target 10 juta ton itu, menurut Sudin, hingga kuartal I-2014 ini pihaknya sudah menjual sebanyak 2,4 juta ton, atau naik 32% dari angka penjualan batubara GEMS pada kuartal I-2013 yang hanya sebesar 1,8 juta ton. Penjualan batubara GEMS pada kuartal I-2013 masih ditujukan untuk pasar China, Korea Selatan, Malaysia, Thailand dan pasar dalam negeri.Adapun, kenaikan angka penjualan GEMS terjadi karena peningkatan skala produksi dan trading. Asal tahu saja, pada kuartal I-2014, penjualan batubara GEMS dari hasil produksi anak usaha sendiri hanya 1,8 juta ton, dan sisanya berasal dari pihak ketiga.Sudin optimistis sepanjang 2014, produksi batubara dari konsesi tambang batubara milik GEMS yang sudah produksi masih cukup untuk memenuhi permintaan batubara kepada klien di luar negeri maupun lokal termasuk ke pasar baru seperti Pakistan, Myanmar, dan Vietnam.Namun, bila permintaan 2015 meningkat, GEMS mempertimbangkan untuk memulai produksi di salah satu konsesi batubara milik anak usahanya yakni PT Bungo Bara Utama. Saat ini Bungo Bara sudah mengantongi izin operasi produksi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).Namun, produksi Bungo Bara baru bisa diputuskan setelah memperhatikan kondisi harga batubara maupun permintaan batubara pada tahun depan. Kalau harga batubara kembali memanas plus permintaan yang menanjak tentu saja tak akan ada halangan untuk menggenjot produksi di Bungo Bara Utama.Karena pasar batubara masih penuh ketidakpastian, GEMS memastikan tahun ini tak akan melakukan aksi korporasi seperti menambah konsesi batubara. "Kami hanya fokus mengembangkan produksi pada konsesi-konsesi batubara yang sudah berproduksi," ungkap dia. Sementara itu, selama kuartal I-2014, GEMS sudah merealisasikan belanja modal Rp 5 miliar. Jumlah belanja modal tersebut merupakan 4,46% dari alokasi belanja modal perusahaan pada tahun 2014 yang mencapai Rp 112 miliar atau US$ 10 juta.Belanja modal itu digunakan untuk menyelesaikan pembangunan infrastruktur pendukung, kinerja produksi di lokasi tambang Golden Energy. Perlu diketahui, target produksi Golden saat ini sebanyak 6,9 juta ton atau naik 19% dari tahun lalu yang sebanyak 5,8 juta ton.GEMS juga baru saja menyelesaikan proyek pembangunan infrastruktur memindahkan batubara dari stock pile ke tongkang, dan memasang alat untuk menumpahkan batubara di Pelabuhan Bunati, Angsana, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Golden Energy menyasar tiga pasar ekspor baru
JAKARTA. Melimpahnya suplai batubara ke China membuat PT Golden Energy Mines Tbk berpikir keras untuk menjual lebih banyak batubara tahun ini. Strategi utama anak usaha Sinar Mas Grup ini dengan memaksimalkan pasar-pasar ekspor masih yang jarang ditembus.Sudin Sudirman, Sekretaris Perusahaan Golden Energy Mines, menyatakan, pihaknya sudah berhasil membuka pasar baru batubara untuk tujuan Pakistan. "Untuk Pakistan, kami akan ekspor batubara untuk kebutuhan pembangkit listrik di sana," ungkap Sudin kepada KONTAN, akhir pekan lalu (19/6).Selain itu perusahaan dengan kode emiten GEMS di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini tengah mengurus perizinan untuk ekspor batubara ke Vietnam dan Myanmar. Meski demikian, Sudin belum membeberkan berapa besaran jumlah ekspor ke pasar-pasar baru tersebut.Namun yang pasti, tahun 2014 perusahaan ini mematok target penjualan batubara hingga 10 juta ton atau lebih banyak dari penjualan tahun 2013 yang hanya 8,3 juta ton. Menurut dia, sekitar 7 juta ton batubara yang bakal dijual akan berasal dari produksi pada konsesi tambang batubara milik GEMS. Sementara itu sisanya sebanyak 3 juta ton lagi berasal dari pembelian dari pihak ketiga.Dari target 10 juta ton itu, menurut Sudin, hingga kuartal I-2014 ini pihaknya sudah menjual sebanyak 2,4 juta ton, atau naik 32% dari angka penjualan batubara GEMS pada kuartal I-2013 yang hanya sebesar 1,8 juta ton. Penjualan batubara GEMS pada kuartal I-2013 masih ditujukan untuk pasar China, Korea Selatan, Malaysia, Thailand dan pasar dalam negeri.Adapun, kenaikan angka penjualan GEMS terjadi karena peningkatan skala produksi dan trading. Asal tahu saja, pada kuartal I-2014, penjualan batubara GEMS dari hasil produksi anak usaha sendiri hanya 1,8 juta ton, dan sisanya berasal dari pihak ketiga.Sudin optimistis sepanjang 2014, produksi batubara dari konsesi tambang batubara milik GEMS yang sudah produksi masih cukup untuk memenuhi permintaan batubara kepada klien di luar negeri maupun lokal termasuk ke pasar baru seperti Pakistan, Myanmar, dan Vietnam.Namun, bila permintaan 2015 meningkat, GEMS mempertimbangkan untuk memulai produksi di salah satu konsesi batubara milik anak usahanya yakni PT Bungo Bara Utama. Saat ini Bungo Bara sudah mengantongi izin operasi produksi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).Namun, produksi Bungo Bara baru bisa diputuskan setelah memperhatikan kondisi harga batubara maupun permintaan batubara pada tahun depan. Kalau harga batubara kembali memanas plus permintaan yang menanjak tentu saja tak akan ada halangan untuk menggenjot produksi di Bungo Bara Utama.Karena pasar batubara masih penuh ketidakpastian, GEMS memastikan tahun ini tak akan melakukan aksi korporasi seperti menambah konsesi batubara. "Kami hanya fokus mengembangkan produksi pada konsesi-konsesi batubara yang sudah berproduksi," ungkap dia. Sementara itu, selama kuartal I-2014, GEMS sudah merealisasikan belanja modal Rp 5 miliar. Jumlah belanja modal tersebut merupakan 4,46% dari alokasi belanja modal perusahaan pada tahun 2014 yang mencapai Rp 112 miliar atau US$ 10 juta.Belanja modal itu digunakan untuk menyelesaikan pembangunan infrastruktur pendukung, kinerja produksi di lokasi tambang Golden Energy. Perlu diketahui, target produksi Golden saat ini sebanyak 6,9 juta ton atau naik 19% dari tahun lalu yang sebanyak 5,8 juta ton.GEMS juga baru saja menyelesaikan proyek pembangunan infrastruktur memindahkan batubara dari stock pile ke tongkang, dan memasang alat untuk menumpahkan batubara di Pelabuhan Bunati, Angsana, Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News