JAKARTA. Anak usaha PT Dian Swastika Sentosa Tbk (DSSA), PT Golden Energy Mines Tbk (GEMS), bertekad memacu produksi batubara hingga mencapai 7 juta ton di tahun ini. Tahun lalu, target produksi batubara Golden Energy berkisar 5,5 juta ton sampai dengan 6 juta ton. Saat ini, Golden Energy memiliki tiga konsesi pertambangan (KP) yang dikelola tiga anak usaha. Pertama, PT Kuansing Inti Makmur mengelola tambang batubara di Jambi. Kedua, PT Trisula Kencana Sakti mengelola tambang batubara di Kalimantan Tengah. Ketiga, PT Borneo Indobara mengelola tambang batubara di Kalimantan Selatan. Dari tiga KP tersebut, Golden Energy memiliki jumlah cadangan total batubara sebesar 664,9 juta ton. Adapun jumlah sumber daya batubara sebanyak 1,93 miliar ton.
Sayang, Corporate Secretary Dian Swastika, Hermawan Tarjono, belum bersedia mengungkapkan realisasi produksi sepanjang tahun 2012. Alasannya, perusahaan ini masih menghitung realisasi produksi batubara tahun lalu. Sebagai gambaran, Hermawan menyatakan, tahun lalu Dian Swastika menetapkan target pendapatan sebesar US$ 738,75 juta atau setara dengan Rp 7,08 triliun. Target tersebut naik 25% dari pendapatan tahun 2011 yang senilai US$ 591 juta. "Karena fluktuasi harga batubara, saya rasa pendapatan Dian Swastika tahun lalu tak jauh beda seperti pendapatan 2011," ungkap dia, kemarin. Siapkan akuisisi Namun demikian, untuk tahun ini, Dian Swastika menargetkan produksi batubara lebih tinggi dari tahun 2012. "Kami memprediksi bisa produksi 7 juta ton dan pendapatan bisa naik 25%," kata dia. Guna memacu produksi batubara, Golden Energy menyiapkan akuisisi perusahaan tambang batubara pemilik KP. Perusahaan ini tengah mencari target akuisisi. Sebelumnya, Direktur Utama Golden Energy, Fuganto Widjaja, mengungkapkan, salah satu kriteria KP yang akan diakuisisi harus memiliki cadangan di atas 20 juta ton. "Ada satu sampai tiga calon KP untuk akuisisi. Tapi kami belum yakin karena harus sesuai dengan kriteria dan menunggu waktu yang tepat," katanya. Menurutnya, kriteria lain untuk KP yang akan diakuisisi adalah memiliki batubara dengan kadar kalori di atas 5.000 kilo kalori per kilogram (kkal). Menurut Fuganto, kriteria tersebut harus dipenuhi karena tambang-tambang batubara milik Golden Energy saat ini memiliki batubara di bawah 5.000 kkal. Seperti diketahui, sejauh ini kontribusi pendapatan Dian Swastika disumbang dari sektor pertambangan batubara, yakni mencapai 75%. Sedangkan sisanya merupakan pendapatan dari jualan listrik ke industri dan perdagangan. Anak usaha Dian Swastika yang lain, yakni PT DSSP Power Sumsel kini tengah memulai proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Mulut Tambang di Banyuasin, Sumatera Selatan. Hermawan menjelaskan, proyek itu tengah masuk pengerjaan sipil berikut uji tanah dan proses perizinan.
Untuk groundbreaking, PLTU berkapasitas 2x150 megawatt (MW) itu diperkirakan akan dimulai pada semester I tahun ini. Hermawan menyatakan, proyek ini akan mulai beroperasi pada tahun 2015 mendatang. "Untuk pembangunannya akan memakan waktu 2,5 tahun sampai 3 tahun," kata dia. Proyek PLTU di Banyu Asin menelan biaya hingga US$ 400 juta atau sekitar Rp 3,84 triliun. Sumber pendanaan untuk pembangkit tersebut berasal dari kas perusahaan ini serta pinjaman dari dari China Development Bank sebesar US$ 318 juta. Hermawan mengungkapkan, Dian Swastika juga telah meneken power purchase agreement (PPA) dengan PT PLN. Intinya, PLN akan membeli listrik PLTU Banyuasin ini selama 25 tahun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Azis Husaini