Goldman proyeksi harga emas US$ 1.825 per ons troi



JAKARTA. Ada kabar baik buat Anda yang berinvestasi di emas. Goldman Sachs Group Inc. memprediksi harga logam kuning mengkilap ini bakal melejit hingga tiga bulan ke depan, seiring dengan upaya pembuat kebijakan di Amerika Serikat (AS) untuk mencegah debt ceiling sekaligus menghindari perlambatan ekonomi.

Goldman Sachs memasang target harga emas untuk tiga bulan ke depan di harga US$ 1.825 per ons troi. Per pukul 14.45 WIB hari ini (21/1), harga emas di Comex masih bertengger di US$ 1.689,90 per ons troi. Dus, institusi keuangan ini merekomendasikan ini saat yang tepat untuk masuk ke pasar emas. "Kami melihat harga saat ini merupakan entry point yang bagus untuk membangun kembali posisi baru," kata Damien Courvalin dan Alec Phillips, analis dari Goldman Sachs, melalui risetnya.

Menurut analisa Courvalin dan Phillips, faktor pendorong kenaikan harga emas antara lain adalah kebijakan untuk mengatasi masalah debt ceiling. "Ketidakpastian terkait isu tersebut, digabungkan dengan proyeksi pertumbuhan PDB AS yang lemah di semester satu dari analis kami, diikuti dampak negatif dari penetapan pajak yang tinggi, akan mendorong harga emas," tulis para analis tersebut. Sekadar mengingatkan, pemerintah AS harus menetapkan beleid untuk menggantikan aturan lama soal pengetatan anggaran. Sebelum 27 Maret, pemerintah AS sudah harus memiliki rencana anggaran baru, atau AS akan menghadapi pemangkasan anggaran secara otomatis.


Meski memprediksi emas akan melesat selama tiga bulan ke depan, Goldman juga mengingatkan harga aurum ini berpeluang turun di semester kedua tahun ini. Penyebabnya, ekonomi AS mulai tumbuh di periode tersebut.

Selain Goldman Sachs, Credit Suisse Group AG juga membuat proyeksi serupa untuk pergerakan harga emas di paruh kedua 2013. Menurut analis Credit Suisse, penurunan harga emas terjadi lantaran ketakutan pelaku pasar bertransaksi di pasar modal akan memudar. Alhasil, emas jadi tidak terlalu menarik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Harris Hadinata