Goldman Sachs: Emas Lebih Baik dari Bitcoin



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Dalam laporan penelitian yang terbit hari Senin (12/12), Goldman Sachs memprediksi emas akan mengungguli bitcoin yang sangat fluktuatif dalam jangka panjang.

Dijelaskan bahwa emas cenderung tidak terpengaruh oleh kondisi keuangan yang lebih ketat. Hal itu berarti emas adalah diversifikasi portofolio yang berguna.

Permintaan serta nilai tukar yang lebih jelas membuat Goldman yakin bahwa emas lebih baik dari bitcoin.


"Hal itu terutama karena emas telah mengembangkan kasus penggunaan non-spekulatif sementara bitcoin masih mencarinya," tulis Goldman, seperti dikutip Reuters.

Baca Juga: Pembukaan Ekonomi China Bisa Berdampak Positif Terhadap Harga Komoditas Logam

Para analis Goldman menunjukkan bahwa ketika pedagang menggunakan emas untuk melakukan lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan nilai dolar, bitcoin justru memiliki sifat seperti saham perusahaan teknologi dengan pertumbuhan tinggi yang berisiko.

"Proposisi nilai bitcoin berasal dari ruang lingkup kasus penggunaan nyata di masa depan, menjadikannya aset yang lebih tidak stabil dan spekulatif daripada logam mulia," lanjut Goldman.

Meskipun saat ini kesediaan investor untuk mengeksplorasi mata uang yang terdesentralisasi cukup berhasil membantu adopsi bitcoin, namun Goldman Sachs memperkirakan kondisi keuangan akan menjadi lebih ketat dan mengganggu pergerakan bitcoin.

Beberapa pemain bitcoin besar yang baru-baru ini terpuruk, seperti FTX dan Three Arrows Capital (3AC), juga dapat menyebabkan votalitas bitcoin bergerak ke sisi negatif.

Baca Juga: JPMorgan: Terjun Sebelum Melonjak, Pasar Asia Tenggara Seperti Bungge Jump di 2023

Pada periode yang sama, posisi spekulatif bersih untuk kedua aset sebenarnya turun tajam selama setahun terakhir. Namun, emas sedikit naik dari tahun ke tahun, sementara bitcoin turun hingga 75%.

Goldman Sachs percaya bahwa likuiditas yang lebih ketat seharusnya menjadi hambatan yang lebih kecil pada emas. Penggerak emas juga lebih jelas, mulai dari pembelian konsumen Asia, permintaan moneter bank sentral, investasi safe-haven, hingga penerapannya di berbagai industri.

"Emas mungkin mendapat manfaat dari volatilitas makro yang lebih tinggi secara struktural dan kebutuhan untuk mendiversifikasi eksposur ekuitas," pungkas Goldman Sachs.