TOKYO. Goldman Sachs Inc. memborong saham-saham emiten eksportir dan bank Jepang. Goldman langsung mengambil posisi ketika Perdana Menteri baru Jepang Shinzo Abe berjanji mengakhiri deflasi dan melemahkan nilai tukar yen.Unit asset management Goldman di Jepang tengah berburu saham-saham mulai dari permesinan hingga elektronik, perusahaan finansial hingga produsen listrik. Hal ini diakui Hiroyuki Ito, Kepala Investasi Ekuitas Goldman Sachs Asset Management Co. Ito bilang, Goldman mulai menambah kepemilikannya di saham-saham itu sejak Oktober lalu, sebagai langkah antisipasi pemilu.Pemerintahan baru Partai Liberal Demokrat pimpinan Abe mulai berkuasa setelah menang pemilu pada 16 Desember lalu.Abe berkata bahwa prioritas utama pemerintahannya adalah menghidupkan ekonomi yang di kuartal lalu terjatuh ke dalam resesi kelima dalam 15 tahun.Sebelum pernyataan Abe ini, pasar sudah bereaksi terlebih dahulu. Indeks Nikkei 225 sudah melonjak 20% sejak 14 November. Nikkei merupakan indeks berkinerja paling baik di antara 10 indeks utama dunia di kuartal ini."Akhirnya Jepang punya katalis yang membuat bursa sahamnya naik. Pemerintah baru mengerti akan bahaya yang mengancam dan menganggap penting untuk mendorong ekonomi Jepang. Kita akhirnya akan melihat akhir deflasi Jepang dan akhri penguatan yen," ujar Ito dalam wawancara dengan Bloomberg.Reksadana saham besutan Goldman yang terbesar di Jepang yakni Auto Reinvest Ushiwakamaru Fund telah mengumpulkan return 11% di bulan lalu. Kenaikan return ini lebih tinggi dibandingkan 86% reksadana saham lainnya. Portofolio reksadana ini yang terbesar adalah saham bank, otomotif, ritel dan perdagangan."Kami bullish untuk saham-saham Jepang tahun depan dan dasarnya adalah mata uang. Penguatan yen telah memukul industri Jepang, namun tren itu sudah usai. Pemerintah telah menyampaikan pesan dengan jelas: mereka akan dengan ketat mendorong ekonomi," imbuh Ito.Asal tahu saja, saham-saham Jepang punya sejarah menegcewakan investor. Nikei 225 telah tumbang dalam empat dari lima tahun terakhir. Tapi tahun ini, indeks itu reli 23% dan tinggal 1,4% lagi menuju level penutupannya di akhir 2009.
Goldman Sachs memborong saham-saham Jepang
TOKYO. Goldman Sachs Inc. memborong saham-saham emiten eksportir dan bank Jepang. Goldman langsung mengambil posisi ketika Perdana Menteri baru Jepang Shinzo Abe berjanji mengakhiri deflasi dan melemahkan nilai tukar yen.Unit asset management Goldman di Jepang tengah berburu saham-saham mulai dari permesinan hingga elektronik, perusahaan finansial hingga produsen listrik. Hal ini diakui Hiroyuki Ito, Kepala Investasi Ekuitas Goldman Sachs Asset Management Co. Ito bilang, Goldman mulai menambah kepemilikannya di saham-saham itu sejak Oktober lalu, sebagai langkah antisipasi pemilu.Pemerintahan baru Partai Liberal Demokrat pimpinan Abe mulai berkuasa setelah menang pemilu pada 16 Desember lalu.Abe berkata bahwa prioritas utama pemerintahannya adalah menghidupkan ekonomi yang di kuartal lalu terjatuh ke dalam resesi kelima dalam 15 tahun.Sebelum pernyataan Abe ini, pasar sudah bereaksi terlebih dahulu. Indeks Nikkei 225 sudah melonjak 20% sejak 14 November. Nikkei merupakan indeks berkinerja paling baik di antara 10 indeks utama dunia di kuartal ini."Akhirnya Jepang punya katalis yang membuat bursa sahamnya naik. Pemerintah baru mengerti akan bahaya yang mengancam dan menganggap penting untuk mendorong ekonomi Jepang. Kita akhirnya akan melihat akhir deflasi Jepang dan akhri penguatan yen," ujar Ito dalam wawancara dengan Bloomberg.Reksadana saham besutan Goldman yang terbesar di Jepang yakni Auto Reinvest Ushiwakamaru Fund telah mengumpulkan return 11% di bulan lalu. Kenaikan return ini lebih tinggi dibandingkan 86% reksadana saham lainnya. Portofolio reksadana ini yang terbesar adalah saham bank, otomotif, ritel dan perdagangan."Kami bullish untuk saham-saham Jepang tahun depan dan dasarnya adalah mata uang. Penguatan yen telah memukul industri Jepang, namun tren itu sudah usai. Pemerintah telah menyampaikan pesan dengan jelas: mereka akan dengan ketat mendorong ekonomi," imbuh Ito.Asal tahu saja, saham-saham Jepang punya sejarah menegcewakan investor. Nikei 225 telah tumbang dalam empat dari lima tahun terakhir. Tapi tahun ini, indeks itu reli 23% dan tinggal 1,4% lagi menuju level penutupannya di akhir 2009.