Goldman Sachs: Minat Investor Hedge Fund Turun Karena Biaya Tinggi



KONTAN.CO.ID - LONDON. Minat investor global terhadap hedge fund multi-strategi termahal telah menurun, kata Goldman Sachs dalam laporan kepada klien yang dikutip oleh Reuters. Tetapi, ada lebih banyak investor berencana untuk menambahkan hedge fund ke portofolio mereka.

Data Goldman Sachs dari survei terhadap lebih dari 300 investor seperti family office, sovereign wealth funds atau dana kekayaan negara, dan dana pensiun menunjukkan bahwa hanya 15% yang menyatakan minat untuk meningkatkan eksposur mereka terhadap strategi multi-manajer dengan apa yang disebut biaya pass-through. Lewat strategi pass-through, hedge fund meneruskan biaya kepada investornya.

Persentase minat tersebut telah menurun dari lebih dari seperlima atau 20% investor yang bersedia menanggung biaya tambahan pada saat yang sama tahun lalu, kata Goldman Sachs.


Hedge fund multi-manajer terbesar yang membebankan biaya pass-through sekarang mengambil lebih dari setengah keuntungan. Tambahan biaya ini meninggalkan investor dengan pengembalian investasi rata-rata 42%, setelah dikurangi biaya dan biaya kinerja, ungkap laporan sebelumnya oleh Barclays.

Baca Juga: Miliarder Bill Ackman Dukung Donald Trump

"Jika biaya pass-through membuat porsi makanan lebih kecil, sebagai investor Anda harus memutuskan apakah porsi makanan masih cukup besar atau berkualitas tinggi sehingga Anda dapat hidup dengan porsi yang jauh lebih kecil. Saat Anda menyantap makanan yang kecil dan tidak begitu enak, juru masak Anda bermasalah!" kata Harald Berlinicke, mitra di Sarnia Asset Management kepada Reuters.

Hedge fund mencatat arus dana keluar tertinggi, yakni sebesar 1,5% dari aset yang dikelola pada paruh pertama tahun ini. Arus keluar bersih secara keseluruhan sekitar 1,1% dari aset yang dikelola di semua strategi, kecuali strategi investasi sistematis, yang mengalami arus masuk bersih.

Goldman mengatakan dana abadi dan yayasan mungkin telah menarik dana untuk membayar bagian lain dari portofolio yang terikat di pasar private.

Meski ada penurunan minat, survei tersebut juga menunjukkan proporsi tertinggi sejak tahun 2020 bahwa investor berencana untuk menambahkan lebih banyak hedge fund ke portofolio mereka.

Baca Juga: Mengintip Kinerja Hedge Fund Global Hingga Semester I-2024

Untuk pertama kalinya, hedge fund mengalahkan private credit sebagai kelas aset paling populer secara keseluruhan. Private credit adalah strategi yang banyak digembar-gemborkan, di mana perusahaan meminjam langsung dari dana khusus tanpa melewati bank dan pasar obligasi. 

Optimisme pelanggan untuk hedge fund telah pulih ke level tertinggi sejak 2020. Lebih dari 85% investor memberi tahu Goldman bahwa kinerja portofolio hedge fund mereka melampaui atau memenuhi ekspektasi untuk tahun ini, naik dari 67% pada tahun 2023.

"Mengingat pengembalian yang layak tahun ini, ruang multi-strategi masih jauh dari segala jenis krisis," kata Jon Caplis, CEO PivotalPath yang merupakan perusahaan riset hedge fund.

Dana lindung nilai multi-strategi yang dilacak oleh PivotalPath telah menghasilkan lebih dari 6% hingga Juni.

"Namun, kami melihat adanya kesenjangan yang semakin lebar antara perusahaan multi-strategi yang berkinerja lebih baik dan beberapa pesaing yang memiliki ambisi, tetapi juga kesulitan untuk skala dan bakat," kata Caplis.

Editor: Wahyu T.Rahmawati