KONTAN.CO.ID - LONDON. Goldman Sachs menyatakan pihaknya tidak lagi mengharapkan Amerika Serikat (AS) dan China menyepakati kesepakatan untuk mengakhiri sengketa perdagangan berkepanjang sebelum pemilihan presiden November 2020. Mengutip Reuters, Selasa (6/8), Goldman Sachs saat ini mengharapkan dua penurunan suku bunga secara berturut-turut dari Federal Reserve AS (The Fed). "Mengingat meningkatnya risiko kebijakan perdagangan, ekspektasi pasar untuk penurunan suku bunga yang jauh lebih dalam, dan peningkatan risiko global terkait dengan kemungkinan tidak ada deal Brexit." Baca Juga: Bursa AS rontok, harta miliarder dunia amblas Rp 1.638 triliun dalam sehari
Komentar Goldman Sachs soal perdagangan AS dan revisi harapan Fed muncul pasca cuitan Presiden AS Donald Trump yang mengatakan akan mengenakan tarif 10% terhadap barang impor dari China senilai US$ 300 miliar mulai 1 September, semakin memperparah ketegangan perdagangan dengan China. "Langkah AS menunjukkan bahwa kedua belah pihak yang terlibat konflik perdagangan masih bersikeras dan mengurangi kemungkinan resolusi dalam waktu dekat," jelas Kepala Ekonom Goldman Sachs Jan Hatzius dalam sebuah risetnya. Hatzius berharap tarif baru akan tetap diberlakukan pada hari pemilihan presiden pada November nanti.