JAKARTA. Komunikasi politik Partai Golkar dengan Partai Keadilan Sejahtera dan Partai Hati Nurani Rakyat telah sampai pada pembahasan bakal calon wakil presiden untuk mendampingi bakal calon presiden Partai Golkar, Aburizal Bakrie. Ketua DPP Partai Golkar Hajrianto Tohari mengatakan, pembicaraan Golkar mengenai koalisi dengan dua partai tersebut sudah sangat maju. "Setidaknya pembicaraan itu sudah masuk kepada pembicaraan calon-calon bakal cawapres yang akan diajukan oleh partai-partai politik mitra koalisi itu," kata Hajrianto di Jakarta, Sabtu (26/4).
Mengenai nama-nama yang diajukan sebagai bakal cawapres dari PKS dan Hanura, Hajrianto enggan mengungkapkannya lebih dulu. Menurutnya, nama bakal calon wakil presiden pendamping Aburizal akan disampaikan dalam kesempatan resmi nantinya. Hajrianto mengatakan, Golkar memerlukan bakal calon wakil presiden yang bisa menjadi pelengkap bagi Aburizal. "Partai Golkar menyadari betul bahwa tidak ada satupun capres yang sempurna, yang tidak memiliki kekurangan dan kelemahan, demikian juga dengan capres Partai Golkar," katanya. Oleh karena itu, lanjutnya, Golkar mengharapkan figur kuat yang tidak hanya menjadi representasi dari partainya. Menurutnya, ada tiga nama yang sudah diajukan sebagai bakal calon wakil presiden dari dua partai tersebut. "Oleh karena nanti yang akan betul-betul dipasangkan kan satu orang cawapres, untuk itu Partai Golkar hanya bisa mengumumkan cawapres itu pada saatnya nanti dan tidak mungkin dapat menyampaikan kepada publik nama-nama yang dibicarakan dan didiskusikan bersama-sama dengan mitra koalisi," tuturnya.
Hajrianto juga mengatakan, Golkar mensyaratkan koalisi yang terbentuk nantinya harus koalisi besar yang tidak sebatas untuk memenuhi ambang batas pengajuan calon presiden 20%. "Dengan satu kesadaran bahwa permasalahan yang dihadapi bangsa ini sangat besar dan kompleks yang harus diselesaikan dengan sebuah koalisi besar," tuturnya. Wakil Ketua MPR ini mengatakan, bahwa Golkar sebenarnya telah menjalin komunikasi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Namun, belakangan PKB seolah menunjukkan ketidaktarikannya untuk berkoalisi dengan Golkar. "Cuma beberapa hari terakhir ini pembicaraan dengan PKB itu relatif tidak berlanjut oleh karena ada pernyataan dari pihak sana, yang meminta supaya Golkar maju terus dan silakan tinggalkan saya. Ada pernyataan dari Pak Mahfud seperti itu, silakan tinggalkan saya untuk maju terus berbicara dengan yang lain," katanya. (Icha Rastika) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Asnil Amri