Golkar: Kendala Sutarman kasus Andi Nurpati



JAKARTA. Anggota Komisi III DPR RI dari Fraksi Golkar, Bambang Soesatyo, membantah jika Komjen Pol Sutarman adalah jagoan Golkar untuk duduk sebagai Kapolri menggantikan Jenderal Pol Timur Pradopo.

"Bukan jagoan Golkar, itu jagoan Istana," kata Soesatyo ketika dikonfirmasi Tribunnews.com, Sabtu (27/9/2013).

Pihak Istana Kepresidenan RI mengajukan satu nama calon Kapolri ke DPR untuk mengikuti fit and proper test di Komisi III DPR. Satu nama itu adalah Komjen Pol Sutarman yang nantinya akan menggantikan Jenderal Pol Timur Pradopo.


Menurut Soesatyo pihaknya hanya mendukung calon yang bagus diusulkan Istana. "Dan kebetulan, Sutarman kami nilai tepat. Baik dari sisi kemampuan, kepangkatan, senioritas, jam terbang dan pendidikan. Rekam jejaknya juga selama ini sangat baik," kata Soesatyo.

Namun ada satu hal yang membuat janggal Golkar soal Sutarman yakni soal kasus Politisi Demokrat Andi Nurpati.

"Kecuali soal kasus Andi Nurpati saja yang sampai saat ini kami nilai ada kejanggalan. Polemik tersebut sempat mencuat tajam di Komisi III DPR," kata Soesatyo.

Penelusuran Tribunnews.com beberapa waktu Komjen Pol Sutarman yang masih menjabat  Kepala Bareskrim Polri memutuskan tidak ada bukti bahwa Andi Nurpati terlibat dalam kasus. Nama Andi Nurpati sering disebut sebagai pihak yang berperan penting dalam kasus surat palsu Mahkamah Konstitusi (MK).

Menurut Soesatyo kasus ini sempat membuat ketengan antara MK dengan Polri. "Kasus ini sepertinya masih menggantung belum selesai," kata dia. (Tribunnews)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan