Golkar masih "jomblo", ini empat faktornya



JAKARTA.  Perjalanan pesta demokrasi 2014 memberikan catatan cerita baru bagi Partai Golkar. Langkah partai pimpinan Aburizal "Ical" Bakrie ini bisa dibilang cukup terseok. Menjadi partai dengan perolehan suara terbanyak kedua ternyata tak membuatnya "seksi" untuk diajak berkoalisi. Jika melihat perjalanan pemilu-pemilu sebelumnya, Golkar mampu menjadi daya tarik, bahwa menentukan peta politik. Apa yang kini terjadi dengan Golkar?Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Arie Sudjito, mengatakan, ada beberapa hal yang membuat Golkar masih belum menemukan mitra koalisi. Pertama, kata Arie, perolehan suara Golkar di kisaran 14 persen dinilainya tak cukup kuat."Suara Golkar terlalu nanggung, 14 persen. Partai tengah mau gabung, tapi daya tariknya kurang kuat," kata Arie, akhir pekan lalu, di Yogyakarta.Kedua, lanjut Arie, figur Ical sebagai bakal capres yang ditawarkan Golkar tak terlalu menjual karena elektabilitasnya tak bersaing dengan dua kandidat lainnya, Joko Widodo dan Prabowo Subianto. Ketiga, pihak internal Golkar yang tak solid."Golkar kan tidak solid, partai lain jadi ragu untuk mendorong berkoalisi," ujarnya.Faktor keempat, kompetisi dua kandidat lain sudah sangat keras dan Golkar terlambat memulai untuk turut dalam panasnya persaingan. "Ini yang membuat Golkar bingung. Mau koalisi, tapi high call presiden. Kalau cawapres masih ragu. Jadi dilema. Tetapi, ini pelajaran berharga buat Golkar," kata Arie.Golkar sendiri sudah mengubah keputusan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) yang sebelumnya memandatkan Ical sebagai bakal capres. Dalam Rapimnas IV yang berlangsung pada Minggu (18/5/2014) kemarin, Ical diturunkan targetnya dari capres menjadi cawapres. Akan tetapi, hingga kini belum ada keputusan terkait koalisi. Pada malam tadi, Ical mendatangi kediaman Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Selama kurang dari satu jam, Ical dan Mega melakukan pertemuan empat mata. Menurut Sekretaris Jenderal DPP PDI-P Tjahjo Kumolo, tujuan kedatangan Ical untuk menyampaikan hasil Rapimnas. Tak ada kesepakatan koalisi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie