Golkar: Pemberian tas bukan money politics



JAKARTA. Partai Golongan Karya (Golkar) menampik pemberian tas bergambar Aburizal Bakrie kepada masyarakat sebagai money politics (politik uang). Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Golkar Priyo Budi Santoso menyatakan, tas bergambar ketua umum partainya itu merupakan kebijakan internal fraksi dan bukan untuk konsumsi publik."Sudah tentu ini tidak didesain untuk money politics dan jauh dari itu. Ini sistem gotong royong dan ini suatu hal yang biasa saja dan jamak saja terjadi," kata Priyo, Selasa (10/4).Priyo menganggap kewajiban kader Golkar membeli dan mengedarkan tas tersebut kepada masyarakat tidak masalah. Wakil Ketua DPR ini sendiri mengaku belum ditawarkan tas tersebut. Dia juga belum membelinya. "Karena saya dari luar kota," elaknya.Seperti diketahui, Partai Golkar mengeluarkan surat edaran bernomor INT.00.2130/FPG/DPRRI/III/2012 tertanggal 26 Maret 2012. Surat itu mengharuskan anggota DPR dari Golkar membeli 1.000 tas bergambar Aburizal Bakrie seharga Rp 10 juta. Selain tas ada juga banner. Nantinya tas tersebut dapat diisikan bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat. Selanjutnya, tas sembako disebar ke masing-masing daerah pemilihan masing-masing anggota DPR asal Golkar untuk dibagikan kepada masyarakat.Wakil Sekretaris Jenderal Partai Golkar Nurul Arifin menyatakan, tas ini merupakan bentuk kampanye permanen Partai Golkar. "Selain untuk partai, sekaligus kampanye untuk Aburizal Bakrie juga. Jadi berjalan secara paralel," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Edy Can