JAKARTA. Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) mengaku mempertimbangkan Abdullah Hehamahua sebagai salah seorang pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Salah satu alasannya karena integritas dan kesalehan Abdullah Hehamahua.“Kami (Golkar) mempertimbangkan beliau (Abdullah), tidak buruk sekali secara integritas dan kesalehannya. Mudah-mudahan bisa masuk empat besar, tergantung nanti pasti akan dibahas lagi,” ujar Bambang Soesatyo setelah mengikuti uji kelayakan dan kepatutan calon pimpinan KPK, Selasa (29/11).Kendati Abdullah pernah ditahan, Bambang tidak mempermasalahkannya. Menurutnya, Abdullah dipenjara karena politik satu rezim dan bukan karena alasan kriminal. Abdullah pernah dipenjara karena menentang kebijakan pemerintah. Mantan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam ini pernah dikejar-kejar polisi karena menentang asas tunggal Pancasila. Usai mengikuti uji kepatutan dan kelayakan, Abdullah sendiri tampak pasrah. Dia mengaku tidak sama sekalai melakukan pendekatan khusus dengan partai tertentu untuk menggalang dukungan. “Sekarang kewenangan sepenuhnya di DPR. Saya tidak akan lobi-lobi, memang dulu ada pertemuan tapi itu bersifat diskusi publik atau seminar,” tukasnya. Penasehat KPK ini mengaku pernah itu bersama Partai Persatuan Pembangunan, Partai Amanat Nasional dan Dewan Perwakilan Daerah melakukan seminar. Seperti diketahui, Abdullah merupakan salah seorang dari delapan calon pimpinan KPK yang mengikuti fit and proper test. Rencananya, DPR akan memilih empat nama menjadi pimpinan KPK mendatang.
Golkar pertimbangkan memilih Abdullah Hehamahua
JAKARTA. Fraksi Partai Golongan Karya (Golkar) mengaku mempertimbangkan Abdullah Hehamahua sebagai salah seorang pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Salah satu alasannya karena integritas dan kesalehan Abdullah Hehamahua.“Kami (Golkar) mempertimbangkan beliau (Abdullah), tidak buruk sekali secara integritas dan kesalehannya. Mudah-mudahan bisa masuk empat besar, tergantung nanti pasti akan dibahas lagi,” ujar Bambang Soesatyo setelah mengikuti uji kelayakan dan kepatutan calon pimpinan KPK, Selasa (29/11).Kendati Abdullah pernah ditahan, Bambang tidak mempermasalahkannya. Menurutnya, Abdullah dipenjara karena politik satu rezim dan bukan karena alasan kriminal. Abdullah pernah dipenjara karena menentang kebijakan pemerintah. Mantan Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam ini pernah dikejar-kejar polisi karena menentang asas tunggal Pancasila. Usai mengikuti uji kepatutan dan kelayakan, Abdullah sendiri tampak pasrah. Dia mengaku tidak sama sekalai melakukan pendekatan khusus dengan partai tertentu untuk menggalang dukungan. “Sekarang kewenangan sepenuhnya di DPR. Saya tidak akan lobi-lobi, memang dulu ada pertemuan tapi itu bersifat diskusi publik atau seminar,” tukasnya. Penasehat KPK ini mengaku pernah itu bersama Partai Persatuan Pembangunan, Partai Amanat Nasional dan Dewan Perwakilan Daerah melakukan seminar. Seperti diketahui, Abdullah merupakan salah seorang dari delapan calon pimpinan KPK yang mengikuti fit and proper test. Rencananya, DPR akan memilih empat nama menjadi pimpinan KPK mendatang.