Gonjang-ganjing global buat rupiah nelangsa



KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Sejumlah sentimen global membuat pergerakkan rupiah kembali nelangsa. International Monetary Fund (IMF) pasalnya meramal tahun ini ekonomi global melamban. Di samping itu sinyal perang dagang Amerika Serikat (AS)-Eropa masih membayangi.

Berdasarkan data Bloomberg pada Rabu (10/4) rupiah ditutup melemah 0,14% di level Rp 14.152 per dollar AS. Sementara dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) mata uang Garuda melemal 0,03% menjadi Rp 14.155 per dollar AS.

Ekonom Bank Permata, Josua Pardede meninali lankah IMF memangkas target ekonomi global akan mendekati era krisis ekonomi 2008 di regional market. “Sehingga dalam pasar saham cenderung terkoreksi membuat permintaan rupiah loyo,” kata Josua kepada Kontan, Rabu (10/4).


IMF mengatakan ekonomi global kemungkinan akan tumbuh 3,3% tahun ini. Ini merupakan pertumbuhan paling lambat sejak 2016. Perkiraan itu memotong 0,2 poin persentase dari pandangan IMF pada Januari. Tingkat pertumbuhan yang diproyeksikan untuk tahun depan tidak berubah pada 3,6%.

AS kabarnya akan meningkatan biaya impor atas barang Eropa khususnya dalam industri maskapai. Indonesia sebagai mitra bisnis keduanya tentu akan mendapatkan pengaruh ketika salah satu dari mereka ekonominya melemah.

Nanti malam kabarnya AS akan merilis data Costumers Price Index (CPI) bulanan yang menjadi sorotan pasar. Seandainya berada di bawah perkiraan bisa memutar balik keadaan rupiah jadi menguat, begitu pula sebaliknya.

Selain itu dalam beberapa hari ke depan European Central Bank (ECB) akan melakukan rapat dalam menindaklanjuti proyeksi perekonomian Eropa yang kabarnya akan menggelontorkan stimulus pinjaman kepada bank di Eropa. “Nampaknya ECB masih dovish,” tutur Josua.

Ia meramal pada perdagangan besok rupiah akan berada di level Rp 14.100-Rp 14.200 per dollar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Azis Husaini