KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Google, Temasek, dan Bain & Company memperkirakan, pertumbuhan total nilai transaksi e-commerce bruto Indonesia pada tahun 2023 melambat. Dalam laporan e-Conomy SEA 2023, disebutkan bahwa outlook nilai transaksi bruto e-commerce pada tahun 2023 sebesar US$ 62 miliar atau tumbuh 7% secara tahunan (YoY). Pertumbuhannya melambat bila dibandingkan dengan pertumbuhan pada tahun 2023 yang mencapai 20% yoy.
Hasil pengamatan lembaga-lembaga tersebut mengungkapkan beberapa alasan yang mendorong perlambatan pertumbuhan penjualan e-commerce pada tahun ini. Pertama, pembatasan mobilitas akibat pandemi Covid-19 yang dicabut. Sehingga, terjadi peningkatan kembali aktivitas masyarakat.
Baca Juga: Bank Indonesia Memangkas Proyeksi Total Nilai Transaksi E-commerce 2023 Dengan demikian, berbagai layanan sektor ekonomi digital yang sebelumnya tumbuh pesat, akan mengalami pertumbuhan melambat, termasuk pertumbuhan penjualan e-commerce. Kedua, pemain e-commerce juga mulai mengurangi jumlah promosi dan insentif yang mereka tawarkan untuk menyeimbangkan pertumbuhan dan profitabilitas. Nah, strategi yang dilakukan ini kemudian akan membuat konsumen yang sensitif dengan pergerakan harga, mulai meninggalkan belanja lewat e-commerce. Namun, kabar baiknya, jumlah pengguna yang setia dengan e-commerce juga masih banyak, sehingga akan mengimbangi penurunan pertumbuhan pasar dengan kenaikan pertumbuhan pendapatan bersih. Ketiga, pemerintah menerapkan aturan baru, yaitu larangan terhadap impor barang e-commerce di bawah US$ 100, untuk mendukung pedagang lokal.
Memang, regulasi tersebut akan menjaga pertumbuhan belanja pedagang lokal. Namun, ini akan menghambat penjualan di e-commerce. Terlebih, sebenarnya standard dan kerangka pembayaran digital Indonesia sudah naik pesat dan bisa mendukung majunya pembelian lewat e-commerce. Meski demikian, pada tahun 2025, lembaga-lembaga tersebut yakin bahwa total nilai transaksi e-commerce akan tumbuh lebih tinggi, yaitu 15% yoy menuju US$ 82 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari