KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan teknologi raksasa, Google, menghadapi tuntutan denda dengan jumlah yang sulit dibayangkan oleh pengadilan Rusia. Mengutip
unilad.com, pengadilan memutuskan bahwa Google harus membayar kompensasi atas pemblokiran saluran TV Rusia di platform YouTube, dengan angka denda mencapai 2 undesilion rubel, sebuah nominal dengan 36 angka nol di belakangnya. Jumlah ini kira-kira setara dengan US$20,565,635,200,000,003,000,000,000,000,000,000, yang lebih besar dari total nilai semua aset di Bumi.
Baca Juga: Update! 10 Miliarder Terkaya di Dunia Akhir Oktober 2024, Elon Musk Masih di Puncak Asal Usul Denda Menggiurkan
Keputusan pengadilan yang digelar pada 28 Oktober ini didasarkan pada aturan bahwa Google harus membayar denda harian sebesar 100.000 rubel (US$1,026) setiap hari selama akses saluran TV tersebut masih diblokir. Lebih lanjut, denda ini akan berlipat dua setiap minggunya jika situasi tak berubah, hingga menciptakan jumlah astronomis yang kini mencuat. Jumlah yang hampir tak terbayangkan ini telah mengundang tawa dan sindiran di media sosial. Banyak yang menilai denda ini sebagai angka “fiktif” atau “tidak mungkin” karena besarnya yang tidak sesuai dengan realitas ekonomi global. Beberapa komentar mencemooh denda ini dengan mengatakan, “Kelihatannya tidak mungkin Google akan mampir ke bank pagi ini untuk mengurusnya,” sementara yang lain berseloroh, “Jumlah itu kira-kira 9 miliar kali lebih besar dari seluruh cadangan emas dan uang di planet Bumi.”
Baca Juga: Google Bangun 7 Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir untuk Operasional Sistem AI Awal Mula Sengketa Hukum
Masalah ini bermula pada tahun 2020 ketika media Rusia, termasuk Tsargrad TV dan entitas lain yang kontroversial seperti Internet Research Agency, menggugat Google atas pemblokiran konten mereka di YouTube. Dari situ, tuntutan denda mulai terakumulasi, dan laporan dari RBC News mengungkapkan bahwa total 17 saluran TV Rusia kini telah mengajukan tuntutan hukum terhadap Google.
Google belum memberikan komentar resmi atas situasi ini. Meski demikian, jumlah denda yang luar biasa besar ini membuat banyak pihak yakin bahwa gugatan tersebut lebih sebagai simbol ketegangan daripada permintaan yang realistis untuk dibayar.
Editor: Handoyo .