Google luncurkan Google workspace individual



KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Guna meningkatkan pemasukan di luar iklan, Google meluncurkan layanan Google Workspace Individual pada Senin (14/6). Layanan ini ditujukan bagi pelaku bisnis dalam meningkatkan usaha mereka. 

Penawaran langganan baru ini dibuat untuk membantu pemilik bisnis individu menyelesaikan lebih banyak hal, tampil lebih profesional, dan melayani pelanggan mereka dengan lebih baik. Harga langganan mulai dari US$ 7,99 per bulan termasuk diskon sebesar US$ 2. 

Kehadiran layanan tersebut sebagai upaya perusahaan untuk membuat penggunan mau berlangganan layanan lain seperti YouTube dan Google Foto dengan lebih banyak dukungan serta fitur daripada yang tersedia gratis. 


Wakil Presiden Google Workspace Javier Soltero, bahwa unit usaha ini secara informal bisa menyimpan foto kartu nama atau kendaraan kerja yang menyebutkan alamat @gmail.com.

"Ini untuk mengingatkan siapa diri kita sendiri akan banyaknya orang yang menggunakan produk konsumen kami untuk menjalankan bisnis mereka," kata Soltero dikutip dari Reuters, Selasa (15/6). 

Baca Juga: Singapura Akan Menyesuaikan Aturan Pajaknya dengan Rezim Global yang Baru

Dengan begitu, mereka dapat meningkatkan jumlah pemesanan, produksi buletin, dan layanan lainnya yang dapat memberikan pengalaman yang lebih profesional kepada klien.

Workspace Individual akan segera diluncurkan di Amerika Serikat, Kanada, Meksiko, Brasil, Australia, dan Jepang.

Google mengumumkan perubahan lain pada layanan Workspace pada hari Senin. Melalui layanan ini, bisnis dapat dikontrol pada enkripsi file pada Google Drive untuk pertama kalinya dan mencegah Google membuka kuncinya. Airbus SE adalah pelanggan awal.

Semua pengguna sekarang memiliki akses ke Google Chat, penerus program pesan instan Google Hangouts.

Untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun, pengguna gratis dan berbayar akan memiliki rangkaian layanan obrolan dan email yang sama. Sekaligus memberikan landasan umum sehingga memudahkan dalam mengembangkan fitur baru. 

Selanjutnya: Dukung pajak global, raksasa teknologi berharap pajak layanan digital dihapus

Editor: Herlina Kartika Dewi