MENJADI pemain utama dalam bisnis dunia maya, Google punya cara tersendiri untuk mengatasi diskriminasiĀ terhadap pekerja perempuan maupun pekerja ras kulit hitam. Seperti yang dilansir laman CNN (7/5), perempuan dan ras kulit putih selama ini memang menjadi kaum minoritas dalam bisnis teknologi. Bagaimana tidak, menurut data terbaru yang dirilis firma hukum Fenwick & West LLP, firma hukum Fenwick & West LLP, memperlihatkan bagaimana pekerja wanita hanya mengisi 11% posisi eksekutif di perusahaan-perusahaan teknologi yang ada di Silicon Valley. Google sendiri dalam laporan sensus karyawan di tahun 2014 menyebutkan hanya sebesar 17% karyawan perempuan dan 1% karyawan ras kulit hitam yang dimiliki perusahaan itu. Untuk menambah keragaman karyawan, perusahaan yang berbasis di California, Amerika Serikat ini menginvestasikan U$150 juta untuk merekrut calon pekerja dari berbagai perguruan tinggi serta mengadakan sejumlah pelatihan internal dalam perusahaan.
Google rogoh US$150 juta buat atasi diskriminasi
MENJADI pemain utama dalam bisnis dunia maya, Google punya cara tersendiri untuk mengatasi diskriminasiĀ terhadap pekerja perempuan maupun pekerja ras kulit hitam. Seperti yang dilansir laman CNN (7/5), perempuan dan ras kulit putih selama ini memang menjadi kaum minoritas dalam bisnis teknologi. Bagaimana tidak, menurut data terbaru yang dirilis firma hukum Fenwick & West LLP, firma hukum Fenwick & West LLP, memperlihatkan bagaimana pekerja wanita hanya mengisi 11% posisi eksekutif di perusahaan-perusahaan teknologi yang ada di Silicon Valley. Google sendiri dalam laporan sensus karyawan di tahun 2014 menyebutkan hanya sebesar 17% karyawan perempuan dan 1% karyawan ras kulit hitam yang dimiliki perusahaan itu. Untuk menambah keragaman karyawan, perusahaan yang berbasis di California, Amerika Serikat ini menginvestasikan U$150 juta untuk merekrut calon pekerja dari berbagai perguruan tinggi serta mengadakan sejumlah pelatihan internal dalam perusahaan.