GoPay akan fokus garap pasar di luar Jabotabek



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Uang elektronik GoPay milik milik PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (GoJek) menilai berdasarkan hasil sejumlah survei eksternal, uang elektronik di Indonesia saat ini masih sangat kecil jika dibandingkan seluruh transaksi lain.

Managing Director GoPay Budi Gandasoebrata dalam lima tahun ke depan, GoPay melihat pasarnya masih sangat luas, terutama di luar Jabodetabek. Data internal GoPay menunjukkan bahwa pertumbuhan transaksi tertinggi GoPay ada di luar Jabodetabek.

“Hal ini sejalan dengan data e-conomy yang dirilis Google, Temasek, dan Bain yang memperkirakan nilai transaksi (GMV) atas layanan berbasis digital di wilayah rural dan kota kecil tumbuh empat kali lipat, sepanjang 2019-2025.  Sejak awal, fokus kami bukan hanya melayani masyarakat perkotaan yang sudah terbiasa dengan transaksi non-tunai, kami fokus mengedukasi agar teknologi ini dapat digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat,” ujar Budi kepada Kontan.co.id pada Jumat (18/10).


Terbukti, saat ini sudah lebih dari 420.000 rekan usaha di seluruh Indonesia yang menerima GoPay sebagai pembayaran, 90% di antaranya adalah UMKM. Ia menyebut UMKM ini disini termasuk pedagang kaki lima, kantin, dan warung kelontong. 

Baca Juga: Gandeng GoPay dan Dana, Samsung Pay resmi diluncurkan

Saat ini, kata Budi, GoPay dapat digunakan di 390 kota, bahkan GoPay sudah bisa digunakan di kota-kota yang belum digarap oleh Gojek.

“Kami ingin bisa terus membantu memberikan solusi pembayaran non-tunai bagi rekan usaha kami, terutama dari sektor mikro atau UMKM. Hal ini sesuai dengan misi GoPay untuk memajukan ekonomi Indonesia dari bawah ke atas. Karena UMKM merupakan tulang punggung perekonomian Indonesia yang berkontribusi lebih dari 60% PDB dan menyerap 96% dari tenaga kerja Indonesia. Jika kita bisa membantu meningkatkan perekonomian UMKM, maka otomatis ekonomi Indonesia juga meningkat,” jelas Budi. 

Untuk mendukung hal tersebut, GoPay memiliki tim khusus untuk mengedukasi UMKM di berbagai kota di Indonesia mengenai pembayaran non-tunai. Memang ada tantangan tersendiri karena banyak dari mereka yang belum terbiasa dengan transaksi non-tunai bahkan masih banyak yang belum tersentuh layanan perbankan. Jika memang belum punya rekening bank, maka akan GoPay buatkan terlebih dahulu agar mereka bisa menerima settlement di rekening mereka. Settlement di rekening akan mereka sisihkan untuk tabungan.

GoPay mencatatkan hingga Oktober 2019, terjadi pertumbuhan transaksi 25 kali lipat di luar layanan GoJek. Adapun GoPay sudah memproses 50% dari seluruh transaksi pada aplikasi GoJek. Selain itu, juga terjadi kenaikan jumlah pengguna aktif GoPay hingga 90%. Hal ini seiring dengan GoPay melakukan kerja sama dengan 28 institusi keuangan. 

Baca Juga: Dukung film nasional, GoJek luncurkan layanan streaming GoPlay

GoPay juga terus memperluas saluran pengisian ulang (top up) saldo. Per Oktober 2019, GoPay telah bermitra dengan 2 juta pengemudi GoJek dan lebih dari 15.000 outlet Alfamart. Juga bermitra dengan 18 bank untuk top up saldo baik lewat atm, internet banking, hingga mobile banking. 

Selain itu, GoPay juga sudah bekerjasama dengan 4.000 outlet pegadaian sebagai titik pengisian ulang saldo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi