KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (
GOTO) terus memperluas ekosistem keuangan digitalnya. Kali ini GoTo menyediakan layanan Buy Now Pay Later (BNPL), yakni GoPay Later di ShopTokopedia dalam aplikasi TikTok. Direktur Grup GoTo, Hans Patuwo mengungkapkan bahwa langkah tersebut adalah bagian dari kerja sama lanjutan antara GoTo dan TikTok yang bertujuan mendorong pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, termasuk menyediakan akses ke layanan keuangan. "GoPay Later melengkapi ketersediaan GoPay sebagai metode pembayaran yang aman dan mudah di ShopTokopedia, memberikan pengguna berbagai layanan keuangan di platform ShopTokopedia dan di saat yang sama, mendorong pertumbuhan bisnis GoTo dan TikTok," kata Hans dalam keterangan resmi, dikutip, Rabu (31/7).
Di kesempatan yang sama, Direktur Utama Tokopedia dan TikTok Ecommerce Melissa Siska Juminto menambahkan, lewat kerja sama ini maka opsi pembayaran akan semakin banyak sehingga diharapkan dapat menguntungkan pedagang dan usaha kecil di Tiktok shop.
Baca Juga: Begini Capaian Kinerja GOTO hingga Semester I-2024 “Kami bangga bekerja sama dengan GoTo sebagai mitra strategis dalam memperluas penawaran kami kepada pengguna di Indonesia, sehingga memberikan kontribusi yang lebih luas terhadap ekonomi digital nasional," kata Melissa. Adapun beberapa layanan GoPay Later di ShopTokopedia pada aplikasi TikTok diantaranya proses kredit yang mudah, di mana pengguna yang sudah menggunakan GoPay Later hanya perlu menyelesaikan proses verifikasi data melalui verifikasi wajah. GoPay later juga bisa digunakan tanpa minimum transaksi. Tidak kalah menarik, GoPay later menyediakan limit hingga Rp10 juta, namun tetap diberikan berdasarkan penilaian risiko. Selain itu, pilihan tenor fleksibel mulai dari 1, 3, 6 hingga 12 bulan. Untuk diketahui pada kuartal pertama 2024, bisnis pinjaman konsumen GoTo Financial memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan topline GoTo.
Jumlah outstanding loan GoTo, termasuk produk BNPL dan pinjaman tunai, meningkat sebesar 43% dari kuartal sebelumnya menjadi Rp2,7 triliun. Di saat yang sama, tingkat rasio kredit macet (non performing loan/NPL) tetap terjaga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari