GoTo dikabarkan gelar IPO tanpa skema lock up, ini kata analis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. GoTo dikabarkan segara menyusul PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) untuk menggelar penawaran umum saham perdana alias initial public offering (IPO). Berdasarkan informasi yang dihimpun Kontan.co.id, target IPO GoTo sebesar US$ 1 miliar atau setara Rp 14,38 triliun. 

Selain itu, mekanisme IPO GoTo akan berbeda. Kabarnya, GoTo tidak menggunakan skema penguncian atau lock up saham seperti yang dilakukan Bukalapak. Selain itu, investor lama GoTo dapat mengalihkan sebagian porsi kepemilikannya ke sebuah entitas (local entity).

Entitas itu bakal menerbitkan exchangeable bond melalui sebuah lembaga keuangan. Exchangeable bond tersebut yang nantinya dikonversi sebagai saham IPO GoTo. 


Tidak adanya skema lock up juga membuka kesempatan bagi investor untuk menjual saham GoTo kapan saja, bahkan di hari pertama listing di bursa saham. 

Menanggapi kabar tersebut, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas bilang, tidak adanya skema lock up malah berpotensi menimbulkan kekhawatiran di kalangan investor. 

Mengingat, investor dapat menjual saham kapan saja, bahkan di hari pertama perdagangan, yang juga berpotensi memberatkan saham GoTo saat melaju kencang. Hal ini terjadi karena ada potensi investor merealisasikan keuntungan di waktu singkat.

"Ditambah lagi nilai emisinya tergolong besar, jadi akan kesulitan untuk market maker untuk bisa langsung menahan harga untuk tetap naik," jelas dia kepada Kontan.co.id, Minggu (15/8). 

Baca Juga: Dikabarkan tidak menggunakan lock up saat gelar IPO, ini kata manajemen GoTo

Perlu menjadi catatan, nilai emisi yang besar butuh pemodal besar pula untuk bisa membuat harganya mampu meningkat. Jika hanya mengandalkan ritel, maka akan sulit mempertahankan harga saham di zona positif. 

Terlebih jika banyak investor ritel yang masuk ke saham GoTo, sehingga bukan tidak mungkin terjadi profit taking  di hari pertama perdagangan, apalagi jika harganya melesat tajam. Dikhawatirkan, nantinya saham perusahaan malah tidak akan bertahan lama karena tekanan jual. 

"Tapi tetap tidak menutup kemungkinan, jika valuasinya dinilai super murah sekalipun emisinya besar, ada peluang harganya bisa naik seiring banyaknya minat pasar," imbuhnya. 

Terkait menarik tidaknya saham GoTo, pelaku pasar tetap perlu menghitung valuasi sahamnya. Jika tergolong murah dan fundamentalnya bagus, maka saham GoTo masih dapat dikatakan menarik. 

Oleh karenanya, Sukarno menyarankan investor untuk terus mengikuti kondisi fundamental dan peluang bisnis GoTo ke depan. Termasuk, ancaman-ancaman terhadap bisnis yang dijalankannya. 

Sekadar informasi, IPO GoTo kabarnya bakal digelar pada kuartal IV-2021 ini. Adapun sejauh ini Bursa Efek Indonesia (BEI) belum menerima perkembangan lanjutan soal IPO GoTo. Dokumennya juga belum diterima oleh IDX. 

Selanjutnya: Reksadana berbasis ESG masih perlu buktikan konsistensi kinerjanya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari