GOTO Makin Efisien, Biaya dan Beban 6 Bulan Dipangkas 27%



KONTAN.CO.ID - Jakarta. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) melaporkan kinerja 6 bulan atau paruh pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau year on year (YoY) dengan perbaikan signifikan.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, Selasa (30/7/2024), perseroan makin efisien dengan memangkas sejumlah beban perusahaan secara Yoy.

Beban penjualan dan pemasaran GOTO per Juni berhasil ditekan sebesar 56,1% menjadi Rp 1,45 triliun, dari periode yang sama tahun lalu Rp 3,30 triliun.


Dengan demikian, total biaya dan beban perseroan berkurang hingga 27,2% menjadi Rp 9,47 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 12,99 triliun. 

Penurunan ini membuat rugi operasional (rugi usaha) GOTO pada periode 6 bulan YoY turun sebesar 72% menjadi Rp 1,73 triliun dari rugi operasional di Juni 2023 sebesar Rp 6,11 triliun.

Sementara itu, GOTO membukukan pendapatan bersih di semester I-2024 ini sebesar Rp 7,74 triliun, naik 12,4% dibandingkan dengan periode yang sama Juni 2023 sebesar Rp 6,88 triliun.

Beban yang turun, ditambah dengan kenaikan pendapatan bersih, membuat induk perusahaan Gojek dan GoTo Financial (GTF) ini mampu memangkas rugi bersih atribusi entitas induk sebesar 62,3% menjadi Rp 2,7 triliun, dari rugi bersih sebelumnya Rp 7,16 triliun.

Pendapatan Terbesar

Mengacu laporan publikasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan terbesar disumbang pendapatan imbalan jasa sebesar Rp 2,93 triliun atau 38% dari total pendapatan bersih.

Segmen pendapatan bersih dengan pertumbuhan tertinggi yakni pendapatan jasa pinjaman, dari lini bisnis GoTo Financial (GTF), yang meroket 662% menjadi Rp 667 miliar, dari periode Juni tahun sebelumnya hanya Rp 88 miliar.

Lainnya ada segmen pendapatan dari jasa pengiriman (delivery service) yang juga melesat 174% menjadi Rp 2,66 triliun dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp 972 miliar.

GOTO juga mendapatkan e-commerce service fee dari transaksi Tokopedia sebesar Rp 267 miliar di Juni 2024. Pendapatan ini baru diperoleh tahun ini setelah terjadi investasi TikTok di Tokopedia yang dirampungkan pada akhir Januari 2024.

Secara kuartalan, Q2-2024 dibandingkan dengan Q2-2023, nilai transaksi bruto (GTV) inti grup (yang mengecualikan merchant payment gateway) naik 54% YoY mencapai Rp 63,2 triliun, sementara GTV grup pada kuartal ini juga naik 26% mencapai Rp 121,5 triliun.

Pendapatan bruto khusus di Q2-2024 juga naik 39% YoY menjadi Rp 4,3 triliun. Kerugian EBITDA Grup yang disesuaikan pun membaik sebesar 95% YoY mencapai Rp 48 miliar. Kinerja yang baik ini ditopang pertumbuhan pengguna pada segmen layanan hemat dari On-Demand Services (ODS atau Gojek), peningkatan penggunaan aplikasi GoPay, pertumbuhan pemberian pinjaman serta pengelolaan beban usaha secara disiplin. 

Patrick Walujo, Direktur Utama Grup GoTo, menjelaskan percepatan pertumbuhan di kuartal kedua kembali menegaskan tepatnya strategi untuk fokus pada konsumen mass market.

“Kami akan terus memberikan solusi bagi seluruh konsumen kami, baik yang membutuhkan kenyamanan maupun mementingkan harga. Langkah ini akan terus menjadi landasan pertumbuhan perseroan, seiring dengan upaya kami meningkatkan topline serta terus berkomitmen mencapai EBITDA Grup yang disesuaikan breakeven untuk keseluruhan tahun buku 2024,” katanya, dalam siaran pers.

“Di akhir tahun pertama jabatan saya sebagai Direktur Utama, Perseroan telah mencatatkan fundamental terkuat hingga saat ini, dan saya bangga dapat berperan dalam peningkatan tersebut. Saya bergabung dengan tim yang kuat, dan didukung talenta baru yang telah mendorong pertumbuhan lebih lanjut.” 

Jacky Lo, Direktur Keuangan Grup GoTo, mengatakan pada kuartal kedua 2024, GoTo mencatatkan akselerasi pertumbuhan yang pesat dengan GTV inti Grup mencapai Rp 63,2 triliun, tumbuh 54% dibandingkan tahun sebelumnya, sementara pendapatan bruto Grup juga meningkat 39% YoY.

Dia menjelaskan, sejak awal tahun, jumlah pelanggan Gojek Plus tumbuh dua kali lipat, di saat yang sama adopsi aplikasi GoPay dan produk pinjaman perseroan juga terus meluas. Hal tersebut, disertai dengan langkah strategis menyasar mass market, mendorong peningkatan jumlah pengguna bertransaksi bulanan (monthly transacting user) Grup GoTo sebesar 20% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya pada kuartal kedua 2024.

“Pertumbuhan ini tercapai, seiring pengurangan beban usaha dan perbaikan EBITDA yang disesuaikan, yang dilaporkan secara year-on-year untuk delapan kuartal secara berturut-turut. Dengan situasi tersebut, kami meyakini bahwa perseroan berada pada jalur yang tepat untuk terus tumbuh sekaligus terus berkomitmen mencapai target profitabilitas,” kata Jacky. 

Adapun beban kas rutin tetap Grup juga turun 5% YoY di Q2-2024, dengan biaya korporasi rutin yang dilaporkan turun 44% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. GoTo juga terus mencatatkan kas dan posisi keuangan yang kuat. Pada 30 Juni 2024, perseroan memiliki Rp 22 triliun (setara US$ 1,34 miliar) kas, setara kas, dan deposito jangka pendek.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Indah Sulistyorini