KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (
GOTO) nampaknya semakin mantap menggelar pembelian kembali saham alias
buyback maksimal US$ 200 juta. Ini sejalan dengan capaian kinerja sepanjang 2023. Direktur Utama GOTO Patrick Walujo mengatakan seiringan dengan perbaikan profitabilitas dan arus kas, GOTO akan mengoptimalisasi pemanfaatan modalnya sejalan dengan rencana alokasi modal yang baru disusun, "Rencana ini mencakup inisiatif pembelian kembali saham GOTO atau
share buyback sebanyak-banyaknya US$ 200 juta," jelas dia dalam keterangan resmi yang diterima Kontan, Selasa (19/2)
Patrick bilang aksi korporasi itu baru bisa dieksekusi setelah GOTO memperoleh restu dari regulator dan pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST).
Baca Juga: GOTO Membukukan Rugi Bersih Rp 90 Triliun, Ini Penyebabnya Namun dewan komisaris dan direksi GOTO akan melakukan peninjauan secara berkala terhadap rencana pembelian kembali tersebut dan mungkin melakukan perubahan atau penyesuaian apabila diperlukan. "Informasi lebih detail atas rencana pembelian saham kembali tersebut akan disampaikan kepada seluruh pemegang saham sesuai dengan ketentuan yang berlaku," ucap Patrick. Adapun sepanjang 2023, GOTO membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 14,78 triliun. Raihan tersebut melonjak 30,28% secara tahunan dari Rp 11,34 triliun pada 2022. Kemudian rugi usaha GOTO menyusut 66,11% menjadi Rp 10,27 triliun sepanjang 2023. Di tahun sebelumnya, rugi usaha perusahaan teknologi ini mencapai Rp 30,32 triliun. Namun akibat pencatatan
goodwill sebesar Rp 78,76 triliun di 2023 akibat melepas pengendalian PT Tokopedia, rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk GOTO membengkak 128,44% YoY menjadi Rp 90,39 triliun. Sebelumnya,
Equity Research Analyst MNC Sekuritas Alif Ihsanario menilai rencana
buyback saham ini merupakan sinyal bahwa manajemen menganggap harga saham saat ini sudah tidak masuk akal.
GOTO Chart by TradingView
Baca Juga: Laba Meningkat, Intip Rekomendasi Saham Barito Renewables Energy (BREN) Berikut Ini Menurutnya, manajemen GOTO menilai tidak mencerminkan kekuatan perseroan dan prospek bisnis masa depan. Terlebih, setelah Tokopedia berpindah ke naungan TikTok, anak usaha ByteDance Ltd. ini. "Strategi GOTO sebenarnya harus dicermati secara mendalam, karena bisa berdampak positif. Misalnya, GOTO akhirnya memiliki partner sebesar TikTok dan Bytedance untuk berkolaborasi dan monetisasi bisnis," jelas Alif. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Tendi Mahadi