KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk
(GOTO) bergegas memperbaiki performa. Manajemen
GOTO yakin akan mencapai adjusted atau penyesuaian EBITDA positif akhir tahun ini, atau lebih cepat dari kuartal I 2024. “Adjusted EBITDA yang positif ini lebih cepat lima sampai enam kuartal dari target awal yang kami perkirakan,” sebut Andre Soelistyo, Direktur Utama GOTO dalam temu dengan pemimpin media, kemarin malam (2/2). EBITDA atau Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization adalah pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi. Ini adalah salah satu alat ukur yang dipergunakan untuk melihat performa keuangan perusahaan. Tak hanya itu, sebut Andre margin kontribusi
GOTO akan positif pada kuartal pertama 2023. Performa ini juga lebih cepat dari target semula kuartal ketiga 2023. Dengan target pencapaian profitabilitas tersebut, “Arus kas GOTO akan positif, “ ujarnya yakin.
Dengan alasan itu pula, kata Andre kepada KONTAN,
GOTO belum akan melakukan aksi korporasi dengan penambahan modal tanpa memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD) atawa private placement, meski telah mendapat persetujuan dari pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham pada 28 Juni 2022 lalu. Hasil RUPS saat itu,
GOTO punya satu lagi untuk
private placement yakni sebanyak 118,43 miliar saham seri A. Adapun batas waktu yang diberikan sampai Juni 2023. “Seperti tidak karena kami belum membutuhkan dengan likuiditas yang kami miliki masih berkisar Rp 30 triliun-nan,” sebut Andre kepada KONTAN di acara yang sama.
GOTO akan melihat peluang dan kebutuhan ke depan atas rencana tersebut. Andre juga menyebut, dengan pertimbangan kondisi makro global, GOTO juga belum akan melakukan pencatatan di bursa saham luar negeri alias dual listing. “Kami akan memperbaiki fundamental GOTO dulu sebelum aksi korporasi, apalagi arah pasar terhadap saham teknologi juga belum kondusif,” sebut Andre kepada KONTAN. Meski begitu,
GOTO akan terus mempersiapkan diri untuk siap melakukan aksi dual listing pada saat kondisi yang tepat. GOTO, sebut Andre, saat ini tengah berupaya untuk mempercepat mencetak keuntungan. Ada tiga strategi yang dikembangkan perusahaan.
Satu, optimalisasi pendapatan dengan memanfaatkan peluang dan mengembangkan bisnis dengan margin yang lebih tinggi. Misal meluncurkan layanan premium seperti Gocar luxe hingga Go-corp. Lalu,
GOTO juga akan menggenjot bisnis pembayaran cicilan atau gopay later di Tokopedia, selain mengembangkan layanan finansial lainnya.
Kedua, pengelolaan beban usaha. Perusahaan akan selektif dalam promosi serta terus melakukan efisiensi. Ketiga dengan terus melakukan pengembangan produk dan layanan berbasis ekosistem terintegrasi. Menyebut laporan keuangan
GOTO sepanjang 2022 akan terbit pada pertengahan Maret 2023 ini, Andre menyebut,
gross transaction value (GTV) Grup GOTO mencapai Rp 613 triliun. Angka ini tumbuh 33% secara tahunan atau
year-on-year (YoY). Capaian ini sejalan dengan pedoman kinerja
GOTO yang telah ditetapkan 16 Februari 203 lalu. Pada kuartal keempat, GTV Grup GOTO tumbuh 18% dari kuartal ketiga 2022 mencapai Rp 162 triliun. Sebagai gambaran dalam bisnis
on demand, layanan transportasi memncatatkan kenaikan penggunaan seperti perjalanan ke sekolah atau universitas, sebagai hub transportasi publik dan bandara, pusat perbelanjaan, sampai perkantoran. Nilai transaksi perjalanan bisnis lewat GoCorp juga meningkat 55 kali lipat. Di layanan pesan-antar makanan, basis pelanggan GoFood tumbuh lebih dari dua kali lipat dari rata-rata industri. Proporsi pelanggan setianya di Indonesia meningkat dari 38% menjadi 52%. Seiring dengan capaian itu, jumlah mitra usaha kuliner GoFood meningkat 45% di seluruh Indonesia. Begitu juga pada layanan pengantaran barang atau layanan logistik. Riset Mandiri Sekuritas yang terbit Kamis 2/3/2023 menilai,
breakeven adjusted EBITDA GOTO diperkirakan bisa mencapai Rp 350 miliar pada tahun 2024. Nilai ini diharapkan mampu mendaki menjadi Rp 5,3 triliun pada tahun 2025.
Analis Mandiri Sekuritas Adrian Joezer dan Ryan Aristo Naro dalam riset tersebut menyebut, dengan percepatan profitabilitas tersebut, Mandiri Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham GOTO dengan target Rp 200 per saham. Kata Mandiri Sekuritas, GOTO layak mendapatkan valuasi premium, mengingat kekuatan ekosistemnya untuk monetisasi fintech. Pelanggan GOTO juga dinilai tidak terlalu sensitif terhadap harga sasaran pasar. Meski begitu. Mandiri Sekuritas melihat ada tiga risiko yang membayangi kinerja GOTO. Pertama, pertumbuhan GTV lebih lambat dari perkiraan. Kedua, faktor kebijakan pemerintah soal pajak, seperti Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk
e-commerce dan layanan
on-demand. Ketiga, penyaluran pinjaman fintech GOTO Financial lebih rendah dari yang diproyeksikan. Saham
GOTO dalam penutupan perdagangan Jumat (3/3) naik 2,48% menjadi Rp 124 per saham. Jika dihitung sejak awal tahun atau year to date, harga saham GOTO sudah naik 36,26%. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Titis Nurdiana