Gozco targetkan produksi TBS capai 240.000 ton



JAKARTA. PT Gozco Plantations Tbk, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang perkebunan dan industri kelapa sawit yang bermarkas di Sumatera Selatan (Sumsel) menargetkan produksi Tandan Buah Segar (TBS) 2015 meningkat sekitar 10% dari tahun lalu menjadi 240.000 ton dari sebelumnya 213.000 ton 2014. Kenaikan target produksi TBS ini juga diharapkan berdampak pada target produksi crude palm oil (CPO) di pabrik perusahaan berkode emita GZCO ini menjadi 58.000 ton atau meningkat sekitar 15% dari sebelumnya cuma 50.000 ton.

Direktur Gozco Andrew Michael Vincent mengatakan target kenaikan produksi TBS tahun ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pabrik milik mereka yang berada di Sumsel. Selain itu, pada tahun ini, GZCO juga lebih fokus pada peningkatkan produsi TBS dengan kualitas yang lebih baik. Untuk mencapai target tersebut, GZCO menganggarkan biaya sekitar Rp 600 miliar hingga Rp 700 miliar. Dana tersebut sudah termasuk rencana belanja modal (Capex) sebesar Rp 200 miliar. Nanti dananya sebagian diperoleh dari kas internal dan sisanya dari sektor perbankan. "Tahun lalu ada juga kelebihan dana Rp 50 miliar akan dipakai untuk belanja tahu ini," ujar Andrew kepada KONTAN akhir pekan lalu.

Menurut Andrew, Perseroan akan menggunakan modal sendiri sekitar Rp 500 miliar dan yang dipinjam dari perbankan sekitar Rp 200 miliar. Ia optimis dapat merealisasikan target ini karena Gozco lebih banyak memusatkan energi pada peningkatan produksi ketimbang ekspansi pada tahun ini. Peningkatan produksi TBS telah terlihat dari triwulan pertama 2015 lalu. Diamana terjadi peningkatan produksi sebesar 37% menjadi 32.690 ton dari tahun lalu 23.846 ton.


Pada tahun ini, GZCO fokus pada peningkatan kualitas kualitas tanaman yang sudah tertanam. Saat ini, GZCO memiliki kebun sawit seluas 41.761 hektare (ha). Lahan tersebut tersebar di tiga lokasi. Lokasi pertama di Sumsel seluas 26.246 ha, Kalimantan Barat (Kalbar) 8.121 ha dan Kalimantan Tengah (Kalteng) 7.394 ha. Di dua lahan yang berlokasi di Kalimantan ini masih terus dikembangkan dan hasilnya masih di jual sebagai Tandan Buah Segar (Tbs) ke perusahaan lain. Sementara lahan di Sumsel hasil panennya diproduksi di pabrik sendiri yang berada di sana.

Di Sumsel, GZCO memiliki satu pabrik yang sudah beroperasi dengan kapasitas 90 ton per jam. Nah untuk memenuhi kebutuhan pabrik ini, GZCO masih membeli TBS dari warga. GZCO juga tengah dalam membangun pabrik baru di Sumsel dengan kapasitas produksi 45 ton per jam pada tahap awal. Namun ke depan akan ditingkatkan lagi kapasitas menjadi 90 ton per jam. Tapi pabrik ini masih dalam tahap rekonstruksi dan ditargetkan mulai beroperasi tahun 2016.

Selain itu, Andrew mengatakan pertumbuhan penjualan perseroan selama triwulan I tahun 2015 mengalami kenaikan sekitar 5% dibandingkan periode yang sama tahun 2014 yakni dari Rp 85 miliar menjadi Rp 90 miliar. Kenaikan ini terutama disumbang dari penjualan crude palm oil (CPO) yang naik sebesar 8% dari penjualan TBS yang naik sebesar 51%.

Untuk belanja modal, GZCO menganggarkan Rp 200 miliar. Memang Belanja Modal ini lebih rendah 20% dari tahun 2014 Rp 250 miliar. Sebab pada tahun ini perseroan mengurangi penanaman lahan baru. Cuma pada tahun ini perseroan berencana hanya melakukan penanaman 1.000 ha - 2.000 ha lahan baru saja. Untuk pendanaan itu, GZCO mengandalkan separuh dana internal dan sisanya dari pinjaman ke perbankan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie