KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu RI) menggelontorkan dana tambal sebesar Rp 10,5 triliun untuk menutup defisit BPJS Kesehatan di tahun 2018 lalu. Namun Gabungan Perusahaan (GP) Farmasi, baru menerima sekitar 10 persen. Sementara, tunggakan BPJS untuk pembayaran obat pada sejumlah perusahaan farmasi sendiri mencapai Rp 3,6 triliun. "10 Triliun (dana tambal defisit BPJS) kira-kira itu, paling kira 6%-10% yang terbayar ke farmasi," kata Ketua GP Farmasi, Tirto Kusnadi, usai menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla, di kantor Wapres RI, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (30/1).
GP Farmasi sebut pihaknya baru menerima 10% pembayaraan obat dari BPJS Kesehatan
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Keuangan (Kemenkeu RI) menggelontorkan dana tambal sebesar Rp 10,5 triliun untuk menutup defisit BPJS Kesehatan di tahun 2018 lalu. Namun Gabungan Perusahaan (GP) Farmasi, baru menerima sekitar 10 persen. Sementara, tunggakan BPJS untuk pembayaran obat pada sejumlah perusahaan farmasi sendiri mencapai Rp 3,6 triliun. "10 Triliun (dana tambal defisit BPJS) kira-kira itu, paling kira 6%-10% yang terbayar ke farmasi," kata Ketua GP Farmasi, Tirto Kusnadi, usai menemui Wakil Presiden Jusuf Kalla, di kantor Wapres RI, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (30/1).