KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) yang dirilis Bank Indonesia (BI) sedang disorot Amerika Serikat (AS). Isu mengenai GPN ini dibahas dalam produk generalized system of preferences (GSP). GSP adalah fasilitas atau hak istimewa yang diberikan kepada produk-produk ekspor dari seluruh negara ke AS dan sudah diterapkan sejak 1974. Setidaknya ada 112 negara merdeka dan 17 teritori yang mendapatkan hak istimewa dengan jumlah produk yang diberikan sekitar 5.000-an. Menanggapi hal ini, Onny Widjanarko, Kepala Departemen Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) mengakui memang dengan diimplementasikannya GPN maka pangsa pasar switching internasional seperti Visa dan Mastercard akan semakin tergerus.
GPN disorot terkait perang dagang China-AS, ini komentar BI
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) yang dirilis Bank Indonesia (BI) sedang disorot Amerika Serikat (AS). Isu mengenai GPN ini dibahas dalam produk generalized system of preferences (GSP). GSP adalah fasilitas atau hak istimewa yang diberikan kepada produk-produk ekspor dari seluruh negara ke AS dan sudah diterapkan sejak 1974. Setidaknya ada 112 negara merdeka dan 17 teritori yang mendapatkan hak istimewa dengan jumlah produk yang diberikan sekitar 5.000-an. Menanggapi hal ini, Onny Widjanarko, Kepala Departemen Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) mengakui memang dengan diimplementasikannya GPN maka pangsa pasar switching internasional seperti Visa dan Mastercard akan semakin tergerus.