Grab dan GoJek balapan mengarap pasar perbankan di kawasan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persaingan layanan transportasi digital atau ride hailing semakin semarak di kawasan Asia Tenggara. Tak hanya berebut pasar on demand untuk transportasi, kini para penyelenggara layanan ini ikut masuk ke ranah keuangan, GoJek berinvestasi di PT Bank Jago Tbk (ARTO) di Indonesia.

Sedangkan Grab di Singapura telah menggandeng Singapore Telecommunications dan perusahaan platform internet Sea Ltd guna memenangkan lisensi untuk mengoperasikan bank digital pertama di Singapura.

GoJek lewat anak usaha PT Dompet Karya Anak Bangsa atau GoPay baru saja menambah kepemilikan saham di saham ARTO. Semula GoJek hanya memiliki 449,14 juta lembar saham atau 4,14% dari saham Bank Jago. Per hari Jumat (18/12), GoJek menambah kepemilikan sahamnya menjadi 2,4 miliar lembar saham atau 22,16%.


“Jumlah saham yang dibeli 1,956,600,000 lembar saham dengan harga pembelian Rp 1,150 per lembar saham dengan tanggal transaksi 18 Desember 2020,” ujar Andre dalam laporan kepemilikan atau setiap perubahan kepemilikan saham perusahaan terbuka kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada Jumat (18/12).

Baca Juga: Strategi Gojek masuk ke Bank Jago untuk memperkuat ekosistem bisnis dinilai tepat

Artinya, GoJek melalui GoPay telah mengeluarkan dana senilai Rp 2,25 triliun untuk aksi korporasi ini. Ia menyatakan tujuan transaksi pembelian saham tersebut memiliki tujuan untuk berinvestasi. Oleh sebab itu, maka GoPay pun berstatus memiliki 22,16% saham Bank Jago secara langsung.

Aksi korporasi ini merupakan bagian dari rencana investasi jangka panjang dan kemitraan strategis untuk mendorong percepatan inklusi keuangan di Indonesia. Namun transaksi ini tidak mengubah pengendalian saham di Bank Jago.

Adapun Grab diperkirakan akan mengoperasi bank digital tersebut pada 2022. Mengutip Reuters (18/12), Monetary Authority of Singapore (MAS) mengharapkan bank digital baru mulai beroperasi dari awal 2022 setelah memenuhi prasyarat yang diperlukan Singapura, salah satu pusat keuangan top dunia.

"Kami mengharapkan mereka untuk berkembang bersama bank yang sudah ada dan meningkatkan standar industri dalam memberikan layanan keuangan yang berkualitas, terutama untuk bisnis dan individu yang saat ini kurang terlayani," kata Ravi Menon, direktur pelaksana MAS.

Baca Juga: Grab Indonesia menargetkan mengoperasikan 26.000 kendaraan listrik di tahun 2025

Para analis mengatakan perkembangan tersebut kemungkinan akan berdampak kecil pada pemegang saham DBS Group Holdings, Oversea-Chinese Banking Corp dan United Overseas Bank, meskipun pemegang lisensi dapat menggunakan kesempatan itu sebagai langkah untuk memperluas ke pasar Asia Tenggara yang lebih besar.

Usaha Grab dan Sea telah memenangkan lisensi bank penuh digital yang memungkinkan mereka untuk mengambil simpanan dari dan menawarkan layanan kepada pelanggan ritel dan non-ritel.

Selain itu, regulator perbankan Singapura mengatakan, afiliasi Alibaba Group, Ant Group, dan sebuah konsorsium yang terdiri dari Greenland Financial Holding Group China juga memenangkan lisensi wholesale banking digital.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto