KONTAN.CO.ID - KUDUS. Grab Indonesia dan Ovo bekerjasama dengan Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), memperluas jangkauan wilayah. Kali ini, melalui program Kota Masa Depan (Kolaborasi Nyata Untuk Masa Depan) Grab memperluas ke kota ke-16 yakni Kudus, Jawa Tengah. Program ini untuk mendorong pertumbuhan UMKM dan mitra ekonomi kreatif di daerah agar semakin berdaya saing di era digital. Hingga Jumat, 19 Desember 2025, tercatat lebih dari 200.000 UMKM di kota-kota kecil telah terdigitalisasi melalui program Kota Masa Depan. Temmy Satya Permana, Deputi Bidang Usaha Kecil, Kementerian UMKM mengatakan, pemerintah terus mendorong transformasi digital UMKM dari hulu ke hilir. Saat ini, ada sekitar 25 juta UMKM di Indonesia beralih ke platform digital untuk meningkatkan efisiensi usaha dan memperluas akses pasar. Di sisi lain, 70% ekonomi digital Indonesia saat ini ditopang oleh sektor e-commerce, yang menunjukkan besarnya peluang bagi pelaku usaha untuk terhubung dengan pasar digital.
Baca Juga: Pemerintah Godok Perpres Ojol, Ini Kata Grab Indonesia Dus, lewat kolaborasi program Kota Masa Depan yang dijalankan oleh Grab dan OVO, upaya digitalisasi ini dapat diperluas hingga ke daerah agar dapat menjangkau lebih banyak UMKM dan mitra pengemudi ojek online yang juga dikategorikan sebagai usaha mikro. “Sehingga, semakin banyak pelaku ekonomi lokal yang dapat meningkatkan daya saing dan berpartisipasi dalam ekonomi digital,” ujar dia, Jumat (19/12/2025). Para UMKM yang mengikuti program ini berhak mengikuti sesi pelatihan digital secara daring untuk membekali mereka dengan pengetahuan dan keterampilan dalam mengembangkan usaha di ekosistem digital. Selain itu, program Kota Masa Depan juga menghadirkan pengenalan pemanfaatan teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI) bagi pelaku UMKM. Inisiatif ini sejalan dengan komitmen Grab dalam memperluas adopsi teknologi AI yang relevan dan aplikatif bagi pelaku usaha di berbagai daerah. Neneng Goenadi,
Chief Executive Officer Grab Indonesia menegaskan Grab Indonesia dan Ovo berkomitmen untuk terus menjadi mitra pertumbuhan bagi UMKM di berbagai daerah melalui percepatan inklusi digital dan keuangan. “Di Kudus, kami melihat potensi yang kuat, baik dari sektor industri padat karya maupun kuliner lokal. Dengan dukungan teknologi, pelatihan, serta koneksi ke ekosistem Grab, kami percaya UMKM Kudus dapat memperluas pasar, meningkatkan daya saing, dan berkontribusi lebih besar bagi pertumbuhan ekonomi daerah,” tutur Neneng. Lewat program ini, para UMKM tersebut memperoleh beragam bentuk pendampingan, mulai dari pengurusan sertifikasi halal, pelatihan digital secara online, hingga sesi peningkatan kapasitas dan berbagi praktik terbaik yang dilakukan secara tatap muka. Inisiatif ini diharapkan dapat membantu UMKM di Kudus untuk meningkatkan daya saingnya.
Baca Juga: Grab Indonesia Dorong Digitalisasi UMKM lewat Partisipasi di Festival KOPLING 2025 Sebelumnya, Grab telah memberdayakan lebih dari 1.100 UMKM perempuan di 13 kota dengan dukungan teknologi berbasis AI melalui Serabi (Sekumpulan Perempuan Bisa)–komunitas pengusaha UMKM perempuan yang menjadi Mitra Merchant Grab. Melalui pemanfaatan Asisten AI GrabMerchant, para UMKM perempuan tersebut dapat terbantu dalam operasional usaha sehari-hari, mulai dari pengelolaan menu, promo, hingga respons terhadap kebutuhan pelanggan. Inisiatif pelatihan teknologi AI ini kemudian dihadirkan dalam Kota Masa Depan, termasuk di Kudus, agar semakin banyak UMKM lokal yang dapat memanfaatkan teknologi AI untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing usaha. Neneng mengatakan, mendukung upaya pemerintah yang telah membina 57 juta UMKM agar dapat naik kelas dan berdaya saing. Saat ini, sebanyak 25 juta mitra UMKM di Indonesia telah bergabung dalam ekosistem digital. Capaian ini kata Neneng mencerminkan meningkatnya kesadaran dan kesiapan mitra UMKM dalam memanfaatkan teknologi digital untuk memperluas jangkauan pasar, meningkatkan efisiensi operasional, serta memperkuat daya saing usaha. Hingga hari ini, 19 Desember 2025, melalui GrabMart Pasar, lebih dari 5.200 pedagang pasar tradisional juga sudah terdigitalisasi. Sementara, sebagai bentuk dukungan, akses pembiayaan senilai lebih dari Rp 6 triliun juga telah disalurkan kepada lebih dari 445.000 UMKM dan Mitra Pengemudi melalui GrabModal Mantul dan OVO Modal Usaha sejak 2021. Berbagai inisiatif ini kata Neneng menegaskan komitmen Grab dalam mendorong pertumbuhan UMKM dan membuka akses ekonomi yang lebih luas di era digital. Sejak 2018, digitalisasi UMKM di ekosistem Grab telah menciptakan lebih dari 4,6 juta peluang kerja, sekaligus melahirkan generasi wirausaha baru, di mana satu dari lima Mitra Merchant merupakan Generasi Z yang memulai bisnis pertamanya melalui platform Grab. Dampak ini menunjukkan bahwa teknologi dapat menjadi jembatan inklusi, memungkinkan siapa pun, termasuk anak muda, untuk tumbuh dan berdaya secara ekonomi.
Ke depan, Grab kata Neneng akan terus memperkuat peran UMKM Indonesia, tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga dengan membawa mereka tampil di panggung global melalui berbagai forum internasional seperti MotoGP, G20, dan World Economic Forum (WEF) Davos maupun acara-acara internasional lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News