ONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Great Eastern General Insurance Indonesia (GEGI) mencatatkan pertumbuhan dobel digit terkait pendapatan premi pada 2025. Marketing Director Great Eastern General Insurance Indonesia Linggawati Tok mengatakan perusahaan berhasil meraih pendapatan premi Rp 866 miliar pada 2024. "Nilai itu tumbuh sekitar 18,5%, jika dibandingkan pendapatan premi pada tahun sebelumnya," ucapnya kepada Kontan, Rabu (8/1). Linggawati menyampaikan perolehan premi terbesar berasal dari lini bisnis asuransi properti dengan porsi 54%, disusul asuransi
marine cargo dan asuransi rekayasa masing-masing sebesar 14% dan 12%.
Pada 2025, Great Eastern General optimistis pendapatan premi bisa tumbuh dobel digit. Dia bilang perusahaan menargetkan perolehan premi sebesar Rp 953 miliar atau tumbuh 10% secara
Year on Year (YoY).
Baca Juga: Asuransi Umum Optimistis Industri Bisa Tumbuh Dobel Digit pada 2025 Untuk mencapai target tersebut, Linggawati menyampaikan Great Eastern General Indnesia akan mengembangkan jaringan distribusi di pulau Jawa, Sumatra, dan Kalimantan. Adapun lini bisnis yang akan menjadi fokus perusahaan pada 2025, seperti asuransi sektor properti, konstruksi, dan pengangkutan barang. "Ditambah meningkatkan pendapatan premi dari penjualan kanal retail,
Small Medium Enterprise (SME),
affinity dan digital," ungkapnya. Pada sektor properti, Linggawati berharap tahun depan ada peningkatan premi dari sektor perindustrian maupun retail, serta UMKM. Adapun dari bisnis pengiriman kargo, GEGI berharap terdapat peningkatan arus pengiriman barang baik domestik maupun ekspor-impor. Dia optimistis tahun ini terdapat peningkatan pengiriman kargo domestik yang didominasi jenis kargo kebutuhan pokok. Sedangkan pengiriman kargo ekspor-impor diharapkan adanya peningkatan permintaan barang-barang berupa bahan makanan dan olahan, hingga material konstruksi.
Baca Juga: Great Eastern General Targetkan Premi Asuransi Marine Cargo Tumbuh 13% pada 2025 Dari asuransi rekayasa atau
engineering, GEGI optimistis akan ada peningkatan premi dari konstruksi sipil di sektor komersial, seperti perumahan, perkantoran, pergudangan, hingga mal. Untuk sektor perindustrian atau pembangunan pabrik, diperkirakan pertumbuhan akan ditopang dari pabrik otomotif, makanan, dan pengolahan hasil tambang. Kendati kondisi pasar dinilai sangat potensial tahun ini, Linggawati tak memungkiri merosotnya daya beli masyarakat menjadi tantangan tersendiri. Selain itu, dia menilai penerapan PPN 12% dan pajak opsen kendaraan juga berpotensi memberikan dampak pada pertumbuhan premi asuransi pada 2025. "Faktor global politik yang masih memanas di Timur Tengah dan konflik Rusia-Ukraina yang belum selesai juga menjadi penghambat pertumbuhan, terutama di sektor
marine cargo, serta stabilitas nilai tukar Rupiah," tuturnya.
Meskipun demikian, GEGI percaya bahwa industri asuransi masih punya celah untuk tetap bertumbuh seiring dengan peningkatan literasi dan inklusi keuangan masyarakat yang masih potensial untuk terus bertumbuh. Linggawati bilang GEGI akan fokus untuk meningkatkan kerja sama dengan saluran distribusi pemasaran baik melalui keagenan, broker, bancassurance, serta penjualan secara digital dengan menawarkan inovasi produk sesuai dengan kebutuhan nasabah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati