KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan asuransi jiwa PT Great Eastern Life Indonesia menyatakan keyakinannya terhadap pertumbuhan hasil investasi hingga akhir tahun 2024. “Meskipun hingga September 2024 hasil investasi masih mencatatkan penurunan sebesar 8,54%,” ujar Direktur Keuangan Great Eastern Life Indonesia, Hana, kepada Kontan.co.id, Rabu (11/12).
Baca Juga: Great Eastern General Catat Pendapatan Premi Tumbuh Dobel Digit per November 2024 Hana menjelaskan, optimisme tersebut didukung oleh kinerja positif dari sejumlah instrumen investasi, terutama pada kelas aset pendapatan tetap (
fixed income) yang diproyeksikan akan diuntungkan oleh potensi pemotongan suku bunga. Beberapa instrumen pendapatan tetap yang menjadi andalan antara lain obligasi pemerintah, obligasi korporasi, deposito berjangka, dan sukuk. “Dengan begitu, kami optimistis dapat mencatat pertumbuhan yang positif, meskipun target spesifik bergantung pada kondisi pasar yang terus kami pantau dengan ketat,” jelasnya. Selain itu, Great Eastern Life Indonesia juga terus mengelola portofolio investasi dengan cermat untuk memenuhi kebutuhan nasabah dan para pemangku kepentingan. Hana menambahkan, perusahaan berkomitmen mendukung target inklusi keuangan pemerintah, yakni mencapai 90% pada 2024 dan 98% pada periode Indonesia Emas 2045.
Baca Juga: Great Eastern Optimistis Pendapatan Premi Industri Bisa Tumbuh Sesuai Proyeksi AAUI “Kami percaya bahwa pendekatan yang cermat, berfokus pada kebutuhan nasabah, dan mendukung tujuan inklusi keuangan nasional adalah langkah penting untuk memastikan kinerja berkelanjutan serta memberikan manfaat bagi masyarakat luas,” tambahnya.
Per September 2024, Great Eastern Life mencatatkan hasil investasi senilai Rp 275 miliar, sedikit menurun 8,54% secara
year-on-year (YoY) dibandingkan Rp 301 miliar pada periode yang sama tahun lalu. Total aset investasi perusahaan mencapai Rp 12,74 triliun, dengan alokasi terbesar pada Surat Berharga Negara (SBN) RI sebesar Rp 9,94 triliun. Alokasi lainnya mencakup saham senilai Rp 1,18 triliun, deposito berjangka Rp 749 miliar, obligasi korporasi Rp 552 miliar, dan reksadana Rp 304 miliar. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Yudho Winarto