KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Great Giant Foods (GGF) rencanakan ekspansi lewat bekerja sama dengan lebih dari 1000 petani. Hal ini karena Indonesia memiliki tantangan yaitu kurangnya pisang di Indonesia dan juga kaitannya dengan food waste. CEO Great Giant Foods, Tommy Watimena mengatakan, saat ini Indonesia sedang kekurangan pisang, sekitar 15%-20% short supply. Tommy menilai hal ini karena tidak sampainya hasil pertanian kepada pasar. Inilah yang menyebabkan terjadinya food waste. "Rencana kita untuk ekspansi itu kita bekerja sama dengan 1000 petani. Jadi, pisang di Indonesia itu kekurangan. Problemnya itu, banyak hasil pertanian kita itu tidak sampai di pasar. Indonesia cukup mengalami tantangan yang luar biasa, Indonesia itu dikategorikan sebagai mempunyai food waste dan loss waste terbesar di dunia, karena ga nyampe dari petani ke konsumen. Nah itu lah tugas perusahaan seperti kita," tutur Tommy saat ditemui, Senin (30/10). Baca Juga: Majukan Petani, Great Giant Foods Implementasikan Sustainability Agriculture Tommy juga menambahkan sebenarnya tidak ada masalah dengan proses penanaman dan panen buah pisang. Akan tetapi, yang menjadi masalah adalah pisang merupakan jenis buah yang mudah busuk. Oleh karena itu, proses distribusi kepada pasar dan konsumen merupakan hal yang perlu diperhatikan. "Pisang tersebar di seluruh Indonesia, cuma belum terkonsentrasi, Jawa dan Bali juga banyak pisang. Kita menanam pohon (pisang) di belakang rumah sudah pasti tumbuh, yang masalah adalah transportasi (distribusi) pisang dan pisang paling bagus kalau ditanam di dekat tempat penjual. Oleh karena itu, kita bekerja sama dengan 1000an petani binaan dengan harapan dapat meningkatkan menjadi 6000 petani dan bekerja sama untuk meningkatkan produksi pisang" ungkap Tommy. Baca Juga: Great Giant (GGF) Grup Akan Ekspor 15.000 Kontainer Ke 65 Negara di 2023 Great Giant Foods juga melakukan ekspor pisang emas ke Singapura dan juga ke Jepang. Tidak hanya itu, Great Giant Foods juga menjadi salah satu pengekspor nanas kaleng terbesar di dunia. Perusahaan juga melakukan ekspor nanas segar ke Jepang, Singapur, Timur Tengah, China. Menghadapi musim kemarau yang berkepanjangan, Great Giant Foods melakukan antisipasi dengan membuat irigasi. Irigasi ini sudah dibuat sejak empat tahun yang lalu. Akan tetapi, apabila kekeringan terus berlanjut hingga dua sampai tiga bulan ke depan, produksi buah-buahan akan menurun. "Kita bikin irigasi, jadi selama empat tahun belakangan ini kita bikin irigasi, sehingga cukup (kebutuhan) airnya. Akan tetapi, kalau dua tiga bulan ga ada air, pasti turun produksinya" ucap Tommy.
Great Giant Foods (GGF) Rencanakan Ekspansi untuk Genjot Produksi Pisang
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Great Giant Foods (GGF) rencanakan ekspansi lewat bekerja sama dengan lebih dari 1000 petani. Hal ini karena Indonesia memiliki tantangan yaitu kurangnya pisang di Indonesia dan juga kaitannya dengan food waste. CEO Great Giant Foods, Tommy Watimena mengatakan, saat ini Indonesia sedang kekurangan pisang, sekitar 15%-20% short supply. Tommy menilai hal ini karena tidak sampainya hasil pertanian kepada pasar. Inilah yang menyebabkan terjadinya food waste. "Rencana kita untuk ekspansi itu kita bekerja sama dengan 1000 petani. Jadi, pisang di Indonesia itu kekurangan. Problemnya itu, banyak hasil pertanian kita itu tidak sampai di pasar. Indonesia cukup mengalami tantangan yang luar biasa, Indonesia itu dikategorikan sebagai mempunyai food waste dan loss waste terbesar di dunia, karena ga nyampe dari petani ke konsumen. Nah itu lah tugas perusahaan seperti kita," tutur Tommy saat ditemui, Senin (30/10). Baca Juga: Majukan Petani, Great Giant Foods Implementasikan Sustainability Agriculture Tommy juga menambahkan sebenarnya tidak ada masalah dengan proses penanaman dan panen buah pisang. Akan tetapi, yang menjadi masalah adalah pisang merupakan jenis buah yang mudah busuk. Oleh karena itu, proses distribusi kepada pasar dan konsumen merupakan hal yang perlu diperhatikan. "Pisang tersebar di seluruh Indonesia, cuma belum terkonsentrasi, Jawa dan Bali juga banyak pisang. Kita menanam pohon (pisang) di belakang rumah sudah pasti tumbuh, yang masalah adalah transportasi (distribusi) pisang dan pisang paling bagus kalau ditanam di dekat tempat penjual. Oleh karena itu, kita bekerja sama dengan 1000an petani binaan dengan harapan dapat meningkatkan menjadi 6000 petani dan bekerja sama untuk meningkatkan produksi pisang" ungkap Tommy. Baca Juga: Great Giant (GGF) Grup Akan Ekspor 15.000 Kontainer Ke 65 Negara di 2023 Great Giant Foods juga melakukan ekspor pisang emas ke Singapura dan juga ke Jepang. Tidak hanya itu, Great Giant Foods juga menjadi salah satu pengekspor nanas kaleng terbesar di dunia. Perusahaan juga melakukan ekspor nanas segar ke Jepang, Singapur, Timur Tengah, China. Menghadapi musim kemarau yang berkepanjangan, Great Giant Foods melakukan antisipasi dengan membuat irigasi. Irigasi ini sudah dibuat sejak empat tahun yang lalu. Akan tetapi, apabila kekeringan terus berlanjut hingga dua sampai tiga bulan ke depan, produksi buah-buahan akan menurun. "Kita bikin irigasi, jadi selama empat tahun belakangan ini kita bikin irigasi, sehingga cukup (kebutuhan) airnya. Akan tetapi, kalau dua tiga bulan ga ada air, pasti turun produksinya" ucap Tommy.