KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adaro Energy Tbk (
ADRO) berencana untuk mendiversifikasi bisnisnya ke segmen energi hijau . Segmen yang disebut
Adaro Green Initiative ini bakal dirancang menjadi pilar bisnis ke-9 milik ADRO. Green Initiative akan melengkapi delapan pilar bisnis lainnya, yakni Adaro Mining, Adaro Services, Adaro Logistics, Adaro Power, Adaro Land, Adaro Water, Adaro Capital dan Adaro Foundation. Presiden Direktur dan Chief Executive Adaro Energy, Garibaldi ‘Boy’ Thohir mengatakan, salah satu bentuk
green energy yang dilirik ADRO adalah biomasa, dengan memanfaatkan
wood pellet dan limbah kelapa sawit.
Boy mengatakan, pelanggan di Jepang, Korea Selatan , bahkan pelanggan di dalam negeri pun sudah mulai melakukan kombinasi antara batubara dan dan biomasa sebagai bahan bakar. Selain itu, secara emisi pun, zat buang yang dihasilkan biomasa tergolong lebih ramah lingkungan.
Baca Juga: Pemerintah menaikkan target produksi batubara, Adaro Energy (ADRO) belum ubah panduan Dari segmen pembangkit listrik, Adaro Power akan menjajaki pembangkit listrik tenaga solar, pembangkit listrik tenaga hydro (air), dan pembangkit listrik tenaga angin. Namun, Boy mengisyaratkan pihaknya akan berfokus pada solar panel dan pembangkit tenaga air. Boy memang belum membeberkan secara gamblang kapan Green Inisiatif ini diluncurkan. Pun demikian dengan besaran dana yang disiapkan. Dia memberi sinyal, ADRO bakal segera merangsek ke segmen ini secepat mungkin, seiring dengan peluang di bisnis
green energy yang cukup menjanjikan. Kemungkinan, emiten tambang batubara ini bakal meluncurkan pilar bisnis baru tersebut di tahun ini. Boy juga mengatakan, Green Inisiatif ini bisa saja dilakukan dengan cara organik maupun anorganik. Namun pihaknya tetap mengutamakan cara yang organik. “Baik itu,
takeover, kerjasama, atau membangunnya mulai dari awal, semuanya akan dilakukan. Saya meyakini (segmen ini) akan menjadi pilar bisnis kesembilan ADRO. Visi kami di ADRO adalah men-support perkembangan dunia dan Indonesia ke arah yang lebih berkelanjutan,” terang Boy dalam silaturahmi virtual bersama media, Senin (19/4).
Baca Juga: Prediksi IHSG hari Kamis 15/4 masih hijau, dua saham pertambangan ini bisa dicermati Hanya saja, ADRO juga tidak melupakan bisnis pertambangan yang selama ini menjadi tulang punggung Perseroan. Boy menilai, prospek batubara sepanjang tahun ini masih akan cukup baik. Selain karena terdorong pemulihan permintaan listrik seiring membaiknya perekonomian, tensi dagang antara China dengan Australia juga menjadi peluang bagi ADRO. “Menurut saya, ketegangan ini tidak akan reda setidaknya dalam satu atau dua tahun mendatang. Ini menjadi potensi bagi Indonesia untuk menambah devisa dari hasil ekspor batubara,” sambung dia. Dalam kesempatan yang sama, Boy juga membeberkan sejumlah kemajuan rencana ADRO di segmen hilirisasi batubara. Saat ini, ADRO terus mengeksplor rencana gasifikasi batubara yang bekerjasama dengan Pertamina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli