KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gerakan Ekonomi Syariah (Gres!) bersama Mitra Mikro Social Investment berkolaborasi untuk turut mendorong pengembangan ekonomi syariah menuju gaya hidup (lifestyle). Selain melakukan literasi, juga mengimplementasikan ekonomi syariah pada sektor riil, khususnya berbasis sektor pertanian serta usaha mikro dan kecil. Diantaranya melalui model bisnis wakaf uang dan wakaf produktif yang memberikan manfaat ekonomi dan manfaat sosial tinggi. "Gres! sejak 2013 sudah meluncurkan gerakan ekonomi syariah dan saat ini momentum untuk akselerasi ekonomi syariah menjadi gaya hidup," ungkap Guntur Subagja, aktivis Gres! dalam keterangannya, Rabu (23/9/2021). Tenaga Ahli Menteri Keuangan Dr Halim Alamsyah memaparkan potensi wakaf di Indonesia mencapai Rp 2.000 triliun dan potensi wakaf uang Rp 188 triliun. Namun potensi itu belum optimal karena pemahaman wakaf masih rendah, pencatatan data yang lemah, serta kolaborasi masyarakat dengan pengusaha, pemerintah dan pemuka agama belum optimal. "Banyak model wakaf yg dikembangkan," kata Halim Alamsyah.
Gres! gandeng Mitra Mikro mendorong ekonomi syariah menjadi gaya hidup
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gerakan Ekonomi Syariah (Gres!) bersama Mitra Mikro Social Investment berkolaborasi untuk turut mendorong pengembangan ekonomi syariah menuju gaya hidup (lifestyle). Selain melakukan literasi, juga mengimplementasikan ekonomi syariah pada sektor riil, khususnya berbasis sektor pertanian serta usaha mikro dan kecil. Diantaranya melalui model bisnis wakaf uang dan wakaf produktif yang memberikan manfaat ekonomi dan manfaat sosial tinggi. "Gres! sejak 2013 sudah meluncurkan gerakan ekonomi syariah dan saat ini momentum untuk akselerasi ekonomi syariah menjadi gaya hidup," ungkap Guntur Subagja, aktivis Gres! dalam keterangannya, Rabu (23/9/2021). Tenaga Ahli Menteri Keuangan Dr Halim Alamsyah memaparkan potensi wakaf di Indonesia mencapai Rp 2.000 triliun dan potensi wakaf uang Rp 188 triliun. Namun potensi itu belum optimal karena pemahaman wakaf masih rendah, pencatatan data yang lemah, serta kolaborasi masyarakat dengan pengusaha, pemerintah dan pemuka agama belum optimal. "Banyak model wakaf yg dikembangkan," kata Halim Alamsyah.