JAKARTA. Menjelang pergantian tahun, pemerintah mulai mengevaluasi sejumlah proyek yang menjadi program prioritas. Hari ini, Rabu (16/12), Wakil Presiden Jusuf Kalla memimpin rapat koordinasi mengenai perkembangan proyek listrik 35.000 megawatt. Dari target 35.000 MW yang dibangun dalam lima tahun, pada 2015 ini pemerintah mengklaim sudah ada 10.000 MW yang Purchase Power Agreement (PPA)-nya ditandatangani. Padahal, jika dirata-ratakan harusnya target yang harus dicapai setiap tahunnya hanya 7.000 MW saja. Meski kontrak ditandatangani tahun ini, pekerjaan konstruksi baru dimulai pada pertengahan tahun 2016. Pasalnya, menurut Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sofyan Basyir, perlu enam bulan untuk merampungkan sumber pendanaan (financial closing).
Ground breaking proyek 35.000 MW dimulai 2016
JAKARTA. Menjelang pergantian tahun, pemerintah mulai mengevaluasi sejumlah proyek yang menjadi program prioritas. Hari ini, Rabu (16/12), Wakil Presiden Jusuf Kalla memimpin rapat koordinasi mengenai perkembangan proyek listrik 35.000 megawatt. Dari target 35.000 MW yang dibangun dalam lima tahun, pada 2015 ini pemerintah mengklaim sudah ada 10.000 MW yang Purchase Power Agreement (PPA)-nya ditandatangani. Padahal, jika dirata-ratakan harusnya target yang harus dicapai setiap tahunnya hanya 7.000 MW saja. Meski kontrak ditandatangani tahun ini, pekerjaan konstruksi baru dimulai pada pertengahan tahun 2016. Pasalnya, menurut Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sofyan Basyir, perlu enam bulan untuk merampungkan sumber pendanaan (financial closing).