Groundbreaking Bandara Kulon Progo terancam molor



JAKARTA. Rencana PT Angkasa Pura I (AP I) untuk segera memulai groundbreaking bandara di Kulon Progo, sebagai pengganti Bandara Adi Sutjipto, Yogakarta, terancam gagal. Pasalnya, harga tanah di lokasi pembangunan bandara di daerah Temon, Kulon Progo tercatat melonjak. Corporate Administration AP I, Harry Budi Waluyo menjelaskan, terjadi kenaikan harga sekitar Rp 20.000 sampai Rp 50.000 per meter. Alhasil, harganya kini membengkak menjadi sebesar Rp 300.000-Rp 500.000 per meter. Semula, AP I berencana mulai membangun bandara tersebut pada akhir tahun ini. "Pasti mundur karena untuk pindah lokasi perlu pengkajian ulang untuk studi kelayakan, pengkajian area topografi. Itu kurang lebih memerlukan waktu enam bulan sampai setahun," papar Harry.Sebelumnya, AP 1 menganggarkan Rp 6 triliun untuk bikin bandara di Yogyakarta. Nah, kata Harry,  jika harga tanah memang naik di Kulon Progo, maka anggaran bakal dikaji ulang. "Revisi anggaran itu tidak mudah," ucapnya. Apalagi, tidak ada APBN untuk membiayai pembangunan proyek bandara. Sehingga, AP 1 harus menggunakan dana sendiri sebesar 50%, dan sindikasi perbankan dari Bank Mandiri sebesar 50%.Menurut Harry, pembangunan bandara pengganti Adi Sutjipto diperlukan, karena bandara tersebut sudah mengalami penumpukkan kapasitas penumpang. Daya tampung Bandara Adi Sutjipto hanya 1,3 juta penumpang, sementara sekarang sudah mencapai 4 juta penumpang.Rencananya, bandara baru di Yogyakarta akan dibangun di lahan seluas 600 hektare,  dengan tingkat keterisian 10 juta-15 juta penumpang. "Ini airport city pertama kali yang kami bangun, karena dari semua daerah yang kami survei, hanya Kulon Progo yang tepat," tukas Harry.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dupla Kartini