Group Maybank catat pertumbuhan laba bersih sebesar 8% jadi RM 8 miliar di 2018



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Maybank Group mencatatkan pencapaian kenaikan laba sebelum pajak (PBT) sebesar 8% year on year (yoy) menjadi RM 10,9 miliar sepanjang 2018. Laba didukung oleh pertumbuhan kredit yang tinggi, biaya overhead cost serta provisi yang menurun.

Sedangkan Laba bersih bank keempat terbesar di Asia Tenggara dari segi aset ini naik 7,9% yoy menjadi RM 8 miliar. Pencapaian laba bersih dan laba sebelum pajak ini merupakan pencapai tertinggi Maybank Group.

Chairman Maybank, Datuk Mohaiyani Shamsudin menyebut Pencapaian kinerja mencerminkan kekuatan dan daya tahan Group, yang telah menghadapi tahun yang penuh tantangan pada 2018. 


"Strategi kami untuk tumbuh secara bertanggung jawab,dengan mengelola biaya dan pricing secara disiplin adalah faktor-faktor utama yang memungkinkan kami untuk tetap berada pada jalur pertumbuhan yang stabil di tengah pasar global dengan volatilitas yang tinggi," ujarnya dalam keterangan tertulis, Selasa (26/2).

Datuk Mohaiyani menambahkan Direksi memberi penghargaan kepada para pemegang saham dengan usulan deviden single-tier final sebesar 32 sen per saham. Dalam Dividend Reinvestment Plan, deviden yang diusulkan akan terdiri dari 15 sen dibayar tunai dan 17 sen yang dapat diinvestasikan kembali ke saham biasa baru atau dibayarkan tunai.

Ditambah 25 sen deviden interim yang diumumkan sebelumnya, total pembayaran deviden setahun penuh menjadi sebesar 57 sen per saham mencapai RM 6,3 miliar atau 77,3% dari laba bersih. Total pembayaran deviden juga menerjemahkan kenaikan yields deviden sebesar 6,0% dibanding 5,6% pada 2017.

Sementara itu, Presiden & CEO Maybank Group, Datuk Abdul Farid Alias mengatakan bahwa Group juga memetik manfaat dari jaringan dan fundamental yang kuat di regional, yang memberikan kapasitas untuk melalui tahun yang penuh tantangan. 

Ia yakin dapat meningkatkan peluang bisnis di ASEAN di mana ekonomi akan memperlihatkan pertumbuhan yang meningkat. Maybank akan fokus pada digitalisasi guna mendukung efisiensi.

"Pada 2018 Group Maybank mencatat pendapatan operasional bersih yang tumbuh 1,7% menjadi RM 23,63 miliar. Hal ini ditopang dengan peningkatan fund based income sebesar 3,1%. Peningkatan fund based income merupakan hasil peningkatan kontribusi dari seluruh sektor bisnis dan pasar market utama," katanya.

"Hal ini lebih dari menutupi penurunan marginal sebesar 1,8% dari fee based income yang terutama disebabkan melemahnya pasar modal," jelas Datuk Mohaiyani.

Adapun pertumbuhan kredit kotor (gross) Group tumbuh sebesar 4,8% sepanjang 2018. Nilai ini tumbuh1,7% bila dibandingkan pencapaian 2017. Dapun pertumbuhan kredit Operasional Group di Malaysia mencatat perumbuhan sebesar 4,8%, Singapura 4,5%, Indonesia 7,0% sementara pasar internasional lain mencatat kenaikan 10,9%.

Simpanan tumbuh sebesar 5,6% dibandingkan 1,8% tahun lalu, dengan penekanan tetap pada simpanan dana murah atau CASA. Datuk Mohaiyani menyebut hal ini seiring dengan strategi keseluruhan untuk memastikan manajemen aset dan kewajiban yang efisien. 

CASA membantu Maybank Group dalam mengelola tekanan pada marjin bunga bersih atau net interest income (NII) sedikit turun menjadi sebesar 2,33% di 2018 dari 2,36% pada 2017.

Group memetik manfaat dari impairments yang lebih rendah pada kredit dan portofolio investasi dengan net impairment losses untuk tahun berjalan 20,5% lebih rendah dari tahun lalu, mengangkat laba operasional sebesar 9,3% menjadi RM10,8 miliar tahun ini.

Maybank terus menjaga posisi likuditas yang sehat dengan Rasio Liquidity Coverage sebesar 132,4% dan LDR sebesar 92,7%. Total rasio modal sebesar 18,51% sementara rasio CET1 fully loaded berada pada 14,51%, keduanya di atas syarat regulator sebesar masing-masing 8,0% dan 4,5%.

Adapun PT Bank Maybank Indonesia Tbk mencatatkan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali tumbuh 21,6% menjadi Rp2,2 triliun pada 2018. Hal ini didukung Pendapatan Bunga Bersih (NII) yang lebih tinggi dan perbaikan kualitas aset. 

Laba Sebelum Pajak (PBT) meningkat 20,5% mencapai Rp3,0 triliun. PBT normalised tumbuh 34,3% secara tahunan setelah eliminasi pendapatan one-off terutama dari penjualan surat berharga pada 2017. 

Kualitas aset yang lebih baik, pertumbuhan yang solid di bisnis Syariah disertai peningkatan kinerja pada anak perusahaan, dan pengelolaan biaya strategis secara berkelanjutan juga memberikan kontribusi bagi peningkatan kinerja bank.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi