KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sektor pertambangan akan menjadi andalan PT Astra International Tbk (ASII) dalam mengarungi bisnis tahun ini. Ujung tombak lini bisnis pertambangan Grup Astra adalah PT United Tractors Tbk (UNTR). Corporate Secretary UNTR, Sara Loebis, mengungkapkan efek penguatan harga komoditas terhadap kinerja UNTR sudah terlihat sejak tahun lalu. Kini, UNTR semakin memaksimalkan perkembangan harga komoditas di pasar global tersebut. Lini kontraktor pertambangan tetap akan menjadi kontributor terbesar bagi UNTR. Melalui PT Pamapersada Nusantara (PAMA), kontribusi lini kontraktor pertambangan UNTR tahun ini tetap di kisaran 40% terhadap total pendapatan. Adapun alat berat menyumbang 35%, pertambangan sebesar 18%, dan sisanya berasal dari lini kontraktor konstruksi. "Tahun ini soal kontribusi, tidak ada perubahan komposisi. Namun, nilai pendapatan setiap lini bisnis diharapkan terus meningkat," kata Sara.
Di bisnis tambang batubara, tahun lalu UNTR telah mengakuisisi tambang Suprabari Mapindo Mineral dan tahun ini diharapkan mampu berkontribusi bagi kinerja UNTR. "Kami menargetkan produksinya bisa mencapai 800.000 ton tahun ini dengan hasil produksi jenis coking coal," kata Investor Relation UNTR, Aris Setiawan. Batubara coking coal tidak dipasok ke pembangkit listrik, melainkan untuk produksi baja. UNTR berencana membidik pasar domestik dan ekspor untuk coking coal. Salah satu perusahaan yang akan disasar adalah PT Krakatau Steel Tbk (KRAS). Namun, Aris belum bersedia membeberkan nilai kontrak antara UNTR dan KRAS. Ia hanya menyatakan kedua perusahaan telah signing agreement.