KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim bagi-bagi dividen interim tahun buku 2017 sudah dimulai. Sejumlah emiten mulai mengumumkan rencana pembagian dividen ke para pemegang sahamnya. Misalnya saja emiten-emiten yang tergabung dalam Grup Astra. Terbaru, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) akan menyebar dividen interim sebesar Rp 284,85 miliar. Jumlah tersebut setara Rp 148 per saham. PT Acset Indonusa Tbk (ACST) sebelumnya juga menyampaikan rencana pembagian dividen interim Rp 30 per saham. Lalu, PT United Tractors Tbk (UNTR) akan membagi dividen interim Rp 282 per saham.
Sedang PT Astra Otoparts Tbk (AUTO) menyebar dividen interim Rp 13 per saham. Sang induk, PT Astra International Tbk (ASII), bakal membagi dividen interim Rp 55 per saham. Di luar Grup Astra, PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) juga akan menyebar dividen interim dengan nilai Rp 182 per saham. Demikian pula dengan PT Sumi Indo Kabel Tbk (IKBI) yang berniat membagikan dividen senilai Rp 19,07 per saham. Ketersediaan kas Tak mau ketinggalan, PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) juga tengah mempertimbangkan untuk membagikan dividen interim tahun buku 2017. Direktur UNVR Sancoyo Antarikso mengatakan, tahun lalu, UNVR membagikan dividen interim di Desember. "Tahun ini, belum kami putuskan, nanti akan disampaikan kepada publik," ujar dia kepada KONTAN, Senin (2/10). Tahun lalu, UNVR menyebar dividen sebesar Rp 2,86 triliun. Jumlah ini setara dengan 86% dari laba UNVR. Alfred Nainggolan, Kepala Riset Koneksi Kapital, mengatakan, ada sejumlah faktor yang menentukan emiten memutuskan untuk membagikan dividen interim. "Yang paling utama, emiten memiliki kas yang nilainya mencukupi," jelas dia. Dengan kas yang kuat, emiten tetap bisa melakukan ekspansi meski membagikan laba bersihnya dalam bentuk dividen ke pemegang saham. Grup Astra membuktikan kalau memang memiliki ketersediaan kas yang kuat.
Hal ini tercermin dari belanja modal perusahaan yang konsisten setiap tahunnya. Misalnya saja AALI. Tahun lalu, saat industri perkebunan tengah lesu, AALI tetap membagi dividen Rp 99 per saham. Sayangnya,
yield dividen yang diberikan masih tak terlalu besar jika dibandingkan dengan harga saham saat ini. Sehingga, pembagian dividen tidak terlalu berdampak pada investor jangka pendek. Sebaliknya, bagi investor jangka panjang, pembagian dividen cukup dinantikan. Pasalnya, pembagian dividen interim bisa menjadi salah satu ukuran untuk menentukan apakah emiten memiliki fundamental yang kuat. "Kuncinya itu konsistensi dan tidak adanya revisi belanja modal," jelas Alfred. Dengan adanya pembagian dividen, investor jangka panjang akan cenderung mempertahankan kepemilikan sahamnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini