JAKARTA. Setelah melambat pada tahun ini, PT Astra International Tbk (ASII) mengharapkan kinerja keuangan pada tahun depan bisa lebih baik. Presiden Direktur ASII, Prijono Sugiarto memproyeksikan, kinerja perseroan pada tahun 2016 akan tumbuh, dengan asumsi rupiah berada di Rp 13.500 per dollar AS, serta inflasi dan neraca transaksi berjalan stabil. "Semoga kondisi makro ekonomi lebih baik sehingga kinerja ASII lebih positif," kata dia, Senin (16/11). Kendati demikian, Prijono mencoba realistis dan memprediksi kinerja ASII tak bisa tumbuh signifikan di tahun depan. Satu indikasinya, pertumbuhan penjualan otomotif tak banyak berubah.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) memperkirakan, penjualan otomotif nasional masih melambat pada tahun depan. Penjualan mobil diprediksi hanya 1 juta unit dan penjualan motor 7 juta unit, tidak jauh berbeda dengan tahun ini. Tantangan yang bakal dihadapi ASII tahun depan cukup berat. Selain sektor otomotif, Grup Astra harus menghadapi prospek harga komoditas yang terus merosot. Tahun ini, kinerja ASII cenderung melambat. Meski kondisi rupiah mulai membaik, performa ASII pada kuartal IV 2015 diperkirakan tidak jauh berbeda dengan kuartal III-2015. Grup Astra tetap mencari strategi bisnis di sektor otomotif, dengan meluncurkan produk-produk baru. Perseroan ini akan terus menjaga pangsa pasar sebesar 50% untuk penjualan roda empat nasional dan 69% pada penjualan roda dua. Prospek non-otomotif ASII terus mendorong pengembangan bisnis non-otomotif. Divisi non-otomotif kini berkontribusi 35% terhadap kinerja perseroan. Salah satunya adalah pengembangan bisnis infrastruktur melalui anak usaha PT Astratel Nusantara. Astratel tengah mempersiapkan diri mengembangkan pusat logistik berikat. Perusahaan ini akan akan memaksimalkan pelabuhan Eastkal Supply Base di Balikpapan seluas 95 hektare (ha). Pelabuhan ini dikelola oleh anak usaha Grup Astra, PT Penajam Banua Taka, untuk menjadi pusat logistik berikat. Sebelumnya, pelabuhan ini khusus logistik di sektor minyak dan gas. Namun program Presiden Joko Widodo untuk mendorong sektor maritim membuat Grup Astra memutuskan untuk mengembangkan PLB. Di sana perseroan telah memiliki lapangan penumpukan seluas 42.000 m2 dan gudang tertutup seluas 12.100 m2. ASII juga menyiapkan sistem tekonologi informasi yang menjadi syarat terakhir masuk pusat logistik berikat. Direktur ASII Paulus Bambang Widjanarko memperkirakan, pembangunan sistem rampung di kuartal I 2016. Selain itu, Astratel terus menggenjot proyek jalan tol.
Saat ini, Astratel menggarap empat ruas, yakni ruas Tangerang-Merak sejauh 72,4 kilometer (km), Jombang-Mojokerto sepanjang 40,5 km, Serpong-Kunciran sejauh 11,25 km, dan Semarang-Solo sepanjang 72,64 km. Tahun depan, Astratel menyiapkan belanja modal Rp 600 miliar untuk menyelesaikan keempat ruas jalan tol tersebut. Melalui PT Marga Mandalasakti (MMS) selaku pengendali jalan tol Tangerang-Merak, Astratel sudah menyelesaikan jalur ketiga yaitu Cikupa-Balaraja pada Juni lalu. Kemudian, melalui PT Marga Harjaya Infrastruktur (MHI) selaku pengendali ruas Jombang-Mojokerto, Grup Astra telah merampungkan proyek jalan tol seksi I sepanjang 14,7 km dan tengah menggarap seksi II dan III. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Barratut Taqiyyah Rafie