Grup MNC tetap akan akuisisi ANTV



JAKARTA. Grup MNC memastikan akan tetap membeli stasiun televisi ANTV milik PT Visi Media Asia Tbk (VIVA). Chief Executive Officer MNC Grup, Hary Tanoesoedibjo membuka suara mengenai rencana akuisisi ini.

Ia bilang, MNC kini tengah bernegosiasi intens dengan VIVA. Bahkan, MNC sudah menyiapkan dana sebesar Rp 5 triliun untuk aksi ini. Dana tersebut dari kas internal grup MNC. Namun, dana itu tak seluruhnya digunakan mengakuisisi ANTV.

Grup MNC akan mencari pinjaman perbankan untuk menutupi kebutuhan akuisisi itu. "Kami berniat membeli 90%-100% saham ANTV, pendanaannya dari kas internal dan pinjaman bank," kata dia, Kamis (1/8).


Namun, Hary belum menjelaskan, skema pembelian saham ANTV. Sebelumnya, VIVA mengatakan tengah menjajaki menawarkan saham ANTV ke publik melalui Initial Public Offering (IPO). VIVA akan melepas 20% saham ke publik. Dari aksi tersebut VIVA mengincar dana segar Rp 1 triliun.

Menurut Hary, negosiasi yang dilakukan VIVA dengan MNC hingga saat ini belum berubah. Yaitu, penjualan saham PT Cakrawala Andalas Televisi, pemilik ANTV.

Menurut Jarod Suwahjo, Direktur PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN), rencana IPO ANTV bisa jadi hanya taktik semata. Dia bilang, sejauh ini negosiasi yang dilakukan masih cukup intensif. Sebelumnya, VIVA menggunakan perantara agen, namun kali ini, VIVA bernegosiasi langsung dengan MNC.

"Ini masih didiskusikan, apakah memang IPO dulu baru kami masuk, tetapi sepertinya tidak mungkin karena harus placement lagi. Kami pun mau ambil langsung 100%. Yang pasti tawaran dari VIVA masih sama sampai sekarang belum dicabut," jelas Jarod.

Jarod menambahkan, ada tiga perbankan yang menawarkan diri untuk mendanai akuisisi ini. "Nantinya mungkin ada kemungkinan sindikasi," jelasnya. Namun dia belum mau membuka nilainya.

Menurut Hary, ini adalah salah satu strategi MNC untuk meningkatkan bisnis televisi. Maklum, selama ini pendapatan dari belanja iklan menjadi kontributor terbesar pendapatan MNC. Sepanjang semester I, pendapatan BMTR naik 16% jadi Rp 4,82 triliun, dengan laba bersih naik 34% menjadi Rp 339 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana