JAKARTA. Setelah masuk bisnis perbankan lagi, Grup Salim kian serius membesarkan bisnis ini. Grup Salim berniat memperbesar kepemilikan saham dan menjadi pengendali di PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA). Saat ini, Grup Salim lewat kongsi strategis dengan Pieter Tanuri, pemimpin Philadel Terra Lestari (Philadel), telah memiliki 420 juta saham atau 20% saham Bank Ina lewat akuisisi pada 26 September 2014. Nilai akuisisi saham itu senilai Rp 100,8 miliar. Philadel membeli saham Bank Ina milik PT Kharisma Prima Karya dan PT Aji Lebur Seketi. Kedua perusahaan tersebut adalah milik Hadi Surya, pemilik dan pendiri Bina Surya Grup (BSG) dan PT Berlian Laju tanker Tbk.
Kini, Philadel akan menambah saham di Bank Ina menjadi 30%. Sesuai aturan, kepemilikan saham bank oleh badan hukum non lembaga keuangan maksimal 30% saham. "Philadel sedang dalam proses pengajuan sebagai pemegang saham pengendali dengan porsi maksimum 30% ," tegas Edy Kuntardjo, Direktur Utama Bank Ina Perdana kepada KONTAN, Minggu (15/3). Kabar yang beredar, setelah menjadi pengendali Bank Ina, Grup Salim akan mensinergikan sistem kantor tanpa cabang (branchless banking) Bank Ina dengan jaringan ritel Indomaret. Sinergi ini menjadi modal Bank Ina mengembangkan branchless banking. Sebagai catatan, Grup Salim memiliki PT Indoritel Makmur International Tbk (DNET), pemilik 40% saham jaringan minimarket Indomaret. DNET juga menguasai 31,5% saham produsen roti Sari Roti, PT Nippon Indosari Tbk, dan memiliki 35,8% saham PT Fast Food Indonesia Tbk, pengelola jaringan Kentucky Fried Chicken (KFC).