Grup Salim gencar ekspansi ke luar negeri



JAKARTA. Group Salim gencar berinvestasi di bidang pertambangan. Wallstreet Journal pada Jumat (7/3) melaporkan, miliarder asal Indonesia Anthoni Salim dan sekelompok pemegang obligasi asal Amerika serikat sedang dalam perundingan  untuk menyelamatkan Atlantic Limited dari kebangkrutan dan mempertahankan pertumbuhan pada salah satu tambang vanadium terbesar di dunia. Isi perundingan tersebut termasuk tawaran suntikan dana dari perusahaan investasi milik Anthoni Salim, Droxford International sebesar US$ 33 juta kepada Atlantic. Sejak awal bulan lalu, perdagangan saham Atlantic Ltd di bursa Australia (ASX) dihentikan sementara (suspend) menyusul adanya kebakaran pabrik di proyek Windimura Vanadium, Australia Barat. "Tawaran itu masih dikaji oleh manajemen perusahaan, "kata sumber Wallstreet Journal.Nilai pasar Atlantic merosot dari puncaknya sebesar A$ 367 juta tahun 2011 menjadi hanya A$ 27 juta saja. Penurunan itu terjadi karena turunnya harga vanadium, logam industri yang digunakan untuk memperkuat baja yang banyak digunakan untuk jet tempur. Kebakaran itu menyusul sejumlah kerusakan pada sejumlah pabrik milik perusahan itu tahun lalu,yang mengakibatkan produksi perusahaan tidak mencapai target, membatasi cash flow dan memicu sentimen negatif di pasar modal. Sebagai akibatnya manajemen Atlantic Ltd sangat tergantung pada pinjaman untuk mempertahankan proyek mereka. Padahal tambang Vanadium di Australia Barat itu  diprediksi bisa memasok 7% dari permintaan Vanadium dunia. Chairman and Managing Director Atlantic, Michael Minosora enggan mengkonfirmasi laporan Wallstreet tentang adanya tawaran suntikan dana sebesar US$ 33 juta dari Anthoni Salim tersebut. " Tanya saja ke yang memberitakan," ujar dia kepada KONTAN, Jumat (7/3). Menantu pendiri Group Salim Lim Sio Liong , Fraciscus  Welirang mengaku tidak tahu dengan tawaran dana dari perusahan Salim Droxford International kepada Atlantic Ltd. "Maaf kalau hal tersebut mungkin perusahaan luar negeri , saya tidak tahu sama sekali.Group Salim sendiri melalui Droxford International merupakan pemilik saham terbesar Atlantic ltd dengan kepemilikan 17,42% saham . Dengan kepemilikan tersebut, Group salim menempatkan orang kepercayaan mereka Phiong Philipus Darma sebagai non-executive directorSelain di Atlantic Ltd, Group Salim juga memiliki 31,2 % saham di perusahaan pertambangan Philex mining Corporation melalui perusahan investasi yang berbasis di Hongkong First Pacific Company Ltd. Philex Mining Corporations yang berbasis di Filipina ini  memiliki dua fokus bisnis, yaitu bisnis pertambangan logam seperti tembaga, perak emas dan bisnis energy dan hidrokarbon dibawah Philex Petroleum. Di dalam negeri, kata Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Mineral Indonesia Ladjiman Damanik, Group Salim juga memiliki perusahaan tambang bijih besi lateritic PT Sebuku Iron Lateritic Ore. Perusahaan ini memiliki kosensi di Kalimantan Selatan. Langkah Group Salim masuk ke bisnis bijih besi lateritic ini cukup tepat karena cadangan bijih besi jenis ini  banyak terdapat di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Sanny Cicilia