JAKARTA. PT Indofood Sukses Makmur Tbk (
INDF) memberikan sinyal kembali masuk ke dalam mode ekspansi. Hal ini terlihat dari alokasi belanja modal atau
capital expenditure (capex) 2017 yang membesar. Tahun ini, capex INDF mencapai Rp 9,1 triliun, yang berasal dari kas internal dan pinjaman. Besaran capex ini hampir sama dengan periode 2014-2015. Capex INDF mencapai Rp 9,6 triliun pada 2014 dan turun menjadi Rp 9 triliun pada 2015. Belanja modal INDF turun menjadi Rp 7 triliun tahun lalu. Itu pun tidak semuanya terserap. "Serapan hanya Rp 3 triliun, sehingga sisa capex tahun lalu kami masukkan ke anggaran tahun ini," ujar Thomas Tjie, Direktur Keuangan INDF, Jumat (2/6).
Dari total capex Rp 9,1 triliun, porsi terbesar akan dialokasikan untuk PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (
ICBP). Nilainya Rp 4,6 triliun, atau 50,55% dari total belanja modal INDF tahun ini. Untuk segmen agribisnis dan tepung, alokasinya masing-masing Rp 2 triliun. INDF akan menggunakan sisa belanja modal Rp 500 miliar untuk keperluan distribusi. INDF memang sudah berada dalam posisi
mature atau dewasa. Sehingga, ruang untuk ekspansi sudah lebih terbatas. Tapi, bukan berarti emiten sektor konsumer ini tak lagi mampu meningkatkan performa. "Inovasi atas semua produk kami akan terus dilakukan," tambah Thomas. Strategi ini sudah terbukti berhasil menjaga minat beli konsumen atas produk INDF. Hal ini tecermin dari pendapatan INDF di kuartal I 2017 yang tumbuh 8% menjadi Rp 17,38 triliun dari sebelumnya Rp 16,52 triliun. Laba bersih INDF juga tumbuh 11% menjadi Rp 1,2 triliun dari sebelumnya Rp 1,09 triliun. Thomas bilang, manajemen membidik pertumbuhan pendapatan tahun ini antara 10% hingga 12%. Dengan realisasi pendapatan 2016 sebesar Rp 66,75 triliun, maka pendapatan INDF tahun ini diprediksi berkisar antara Rp 73,42 triliun-Rp 74,76 triliun. Catatan saja, target pertumbuhan pendapatan tahun ini juga lebih besar dibanding realisasi pertumbuhan tahun lalu yang sebesar 4%. Analis First Asia Capital David Sutyanto menilai, prospek INDF masih sangat positif. INDF memang terlihat menahan berekspansi selama beberapa tahun terakhir. Belanja modal yang lebih besar tahun ini menunjukkan bahwa INDF percaya diri melanjutkan rencana ekspansi. "INDF terbilang konservatif. Kalau dia berani menyiapkan capex lebih besar, berarti INDF memang melihat ada peluang bisnis yang besar," jelas David.
Kondisi makroekonomi Indonesia saat ini juga mendukung membaiknya daya beli masyarakat. Tapi, lanjut David, efek positif atas ekspansi yang dilakukan INDF tahun ini baru akan dirasakan dalam dua hingga tahun ke depan. Membesarnya belanja modal INDF tahun ini juga mengindikasikan emiten ini melihat prospek positif kedepan. "Sehingga, hal ini bisa memancing emiten lainnya untuk ikut berekspansi," kata David. David merekomendasikan beli untuk dua emiten konsumer grup Salim tersebut. Target harga untuk INDF pada Rp 9.800 dan ICBP Rp 10.000 per saham. Kemarin, kedua saham ini masing-masing ditutup di harga Rp 8.825 dan Rp 8.700. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia